12.9.12

Belajar dari Kegagalan

sumber gambar dari hasil googling

Menjadi contoh dari sebuah kegagalan itu sangat menyebalkan. Sungguh. Terlebih lagi bila hal itu dicetuskan oleh orang-orang yang sesungguhnya sangat kita harapkan dukungannya. Lingkaran terdalam, istilahnya. Adakah orang yang ingin gagal dalam hidupnya? Tentunya tidak. Tapi toh hal itu tidak akan pernah cukup untuk menghentikan Tuhan menetapkan kegagalan pada takdir hidup seseorang, kan? Sebagai bahan perenungan, sebagai sumber pelajaran, sebagai telaga hikmah. Sunnatullah. Meski tetap saja, menjadi contoh, semacam role model, bagi sesuatu bernama kegagalan itu sungguh sangat menyebalkan sekali! Terutama yang dilakukan secara negative, sinis, sepihak.

Taruhlah kalimat-kalimat seperti ini, jangan buru-buru menikah! kata seorang ibu pada anak gadisnya. Selesaikan dulu kuliahmu lalu KERJA, baru mikir nikah. Kalau sudah terlanjur nanti kamu menyesal, apalagi kalau di belakang hari kenapa-kenapa dengan pernikahanmu. Seperti si itu tuh!

Sesungguhnya tidak ada yang salah dari prinsip yang dianut seorang ibu tersebut. Kecuali di bagian ketika ia menunjuk ‘si itu’. Coba saja tanyakan pada ‘si itu’, apakah ia merencanakan kegagalan dalam hidupnya? Percaya 119%, pasti ‘si itu’ akan menjawab, TIDAKLAH! Dan jika saja ia mau lebih berempati kepada ‘si itu’, coba saja perhatikan betapa setiap hari dalam hidupnya ‘si itu’ mencoba, berusaha sekuat tenaga untuk berdamai dengan segala ketentuan yang terjadi di hidupnya untuk sekadar tidak lagi berkata, why me? Atau untuk tidak lagi menyesali mengapa dulu saya tidak begini, tidak begitu? Coba…

Sekali lagi, tidak ada yang salah ketika seseorang berprinsip seperti itu. Saya pribadi juga kurang lebih akan demikian kok. Hanya saja memosisikan seseorang yang ‘kebetulan’ gagal sebagai contoh tanpa melihat sejarah dan latar belakang sesungguhnya secara fair, terlebih lagi menjadikannya seolah mantra anti gagal, adalah sungguh sangat tidak adil sekali. Bukankah takdir setiap yang bernyawa adalah unik? Siapa yang tahu ketika seseorang menghindari satu hal ternyata olehNya dipertemukan dengan hal yang lain? Maka ajarkanlah pada orang-orang yang kita sayangi bahwa apapun yang kita lakukan, lakukanlah sebaik yang kita bisa dengan semangat ruhani dan niat ilahi. Itu saja. Lakukanlah skala prioritas, dahulukan mana yang paling penting untuk dicapai agar semua keputusan yang kita ambil bisa saling menguatkan bukan saling menghancurkan. Dan jangan lupa sertakanlah selalu doa dalam setiap langkah kita, sebelum, ketika, dan sesudah, agar selalu dijauhkan dari hal-hal bernama kegagalan.

So please, jangan memandang ‘si itu’ serendah itu hanya karena semua kegagalan yang terjadi dalam hidupnya. Petiklah pelajaran terbaik darinya, gratis tanpa imbalan apapun sebagai gantinya, tapi jangan hina dia. Kecuali kau yakin bahwa selama sisa hidupmu tak ada hal semacam takdir kegagalan yang akan menyapamu, maka ya terserahlah…

26 komentar:

  1. wah salah tuh...
    aku malah nyesel telat nikah
    jadi banyak keindahan yang tertunda...

    BalasHapus
    Balasan
    1. emang dulu nikah umur berapa, mas?
      *kok jadi kepo* ;p

      Hapus
    2. iya ya...
      kenapa ndak dari dulu nikahnya.. :D

      Hapus
  2. Benar, banyak kegagalan yang dijadikan pembicaraan dengan awalan kalimat " Jangan contoh si Anu itu. Sekolah gak lulus2 malah nikah, emangnya istri dan anaknya mau dikasih makan apa ?"

    Gagal tak boleh menyebabkan kita rontok, tapi harus tetap semangat.

    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, pakdhe... harus tetap semangat :)

      Hapus
  3. Hehe..
    Lha aku kok malah kebalik say,..setiap kegagalanku malah tak daftar di depan anak-anak, bukan apa-apa supaya mereka tidak mengulangi apa-apa yang kuanggap "kesalahan"
    Yang penting berusaha yang terbaik, yakin dengan jalur yang dipilih. it's enough.

    Siapa sih yang nggak pernah gagal? Berhasil di suatu bidang nggak berarti "tidak gagal" di bidang lain bukan?. Nikah muda, kalau niatnya benar, dan siap lahir batin,... Why Not ?? Yang penting outputnya jreng.

    Katakan saja : Tunggu tanggal mainnya... Semangat!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo itu sih iyalah, mbak saya juga gitu. mana mau aku anak2 melakukan 'kesalahan' yang sama :)

      Hapus
  4. hrs tetep semangat walopun pernah mengalami kegagalan ya :)

    BalasHapus
  5. BEtul2 sob, belajar dari kegagalan orang lain seperti sekolah gratis hehehe...

    BalasHapus
  6. aku juga agak telat hehehe maunya nikah muda

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh ngomong2 kita seumur rupanya ya, mba lidya ^^

      Hapus
  7. Si itu atau siapapun juga gak mau gagal kok ya...

    Semua sudah digariskan, tgl kita ambil hikmahnya ;)

    BalasHapus
  8. memang ada orang yang selalu beruntuuung mulu, trus ada orang yang apesss mulu, cuma kalau namanya "hidup tanpa perjuangan" it just like watch horror movie without scream, justru di sana itu yang di sebut "kehidupan"

    yuhuuuu, keren pagenya, trus itu fotonya di tulis lagi "dari google", jujur bgt ya,

    see ya, oh ya this my page kalau mau main, http://lunaticmonster.wordpress.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha ... jujur kan mata uang dunia :))
      tapi beneran harusnya gimana sih mencantumkan sumber foto itu?

      Hapus
  9. kayaknya tak ada manusia yang nggak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya ya mbak..:)

    setuju dengan mbak risa, yang terpenting kita selalu berusaha melakukan yang terbaik semampu kita, selanjutnya Allah yang akan menentukan hasil akhirnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak yang penting saling memetik hikmah .. :)

      Hapus
  10. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    jujur dalam segala hal tidak akan mengubah duniamu menjadi buruk ,.
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    BalasHapus
  11. orang yang belajar dari kegagalan biasanya semangatnya lebih besar ya mbak...

    BalasHapus
  12. hmmm... setuju sama tulisan ini mbak, lagi ngadepin kasus yg mirip2 juga nih, jadi bikin merenung.....

    BalasHapus
  13. Role model kegagalan? Saya tertarik dengan tulisan ini terutama pada penggambaran tetangga atau contoh orng lain yang dijadikan model atau menurut konsep pemikiran saya adalah membanding bandingkan kegagalan orang lain dengan potensi kegagalan yang mungkin akan kita alami.

    Mungkin dalam penafsiran saya adalah jangan sampai kita mengalami kegagalan seperti yang dialami oleh si "itu" atau tepatnya orang atau pihak lain yang kita anggap sudah "gagal". Menurut pendapat saya keberhasilan dan atau kegagalan orang lain bisa menjadi contoh hidup bahwa perjuangan harus segera dimenangkan. Sukses dan gagal adalah dua kata yang bertolak belakang dan hanya ada satu pilihan dari kedua opsi itu. Mau gagal atau mau sukses? Itu menurut pemikiran sederhana saja dari saya. Berbagi pendapat :))

    BalasHapus