Seorang anak umur 9 tahun di Ukraina,
mengajar sejarah di hadapan mahasiswa! Berita itu sungguh membuatku menganga
pada suatu pagi yang sudah tak buta. Waw, bagaimana bisa? Kabarnya, sang bocah
ini, yang pupil matanya berwarna keabuan, dengan senyum di bibir merah menawan,
dan bukan artis namun sungguh rupawan, sejak kecil senang melumat ensiklopedi
sejarah. Makanya di usianya yang seumuran anak kelas 3 SD, capable mengajar setara
dosen.
***
Membandingkan jumlah buku yang terbit
per tahun, antara AS dengan Indonesia, maka akan muncul angka berikut ; 75K vs
10K (sumber bacaan : http://www.indonesiaprintmedia.com). Jauh lebih banyak AS! Terlepas dari itu semua, tentang siapa menyalahkan
siapa, saya jadi tergelitik untuk bertanya, jumlah buku terbit yang dimaksud
tersebut, idealnya bergenre apa sih, agar sebuah bangsa dikatakan bisa menjadi
lebih pintar? Angka 75K buku yang terbit di AS per tahun, itu persentasenya
seperti apa ya kira-kira? Maksud saya, berapa yang berupa textbook, berapa buku
ilmiah, berapa fiksi, berapa dongeng, dll? Saya sungguh penasaran dengan hal itu. Terlebih lagi
ketika saya melirik isi rak buku saya, kok ternyata kebanyakan, ehm, buku
cerita saja. Sementara sang bocah Ukraina yang kuceritakan tadi, yang dilalap
adalah ensiklopedia. Duh, saya nggak punya, nggak menyediakan untuk anak-anak
saya.
Harus saya akui, setiap saya menonton
film-film barat, di mana di sana ada adegan sekolah-sekolahannya, contoh
populer, Twilight, ehm, atau Harry Potter, atau National Treasure! Ketika belajar, para siswa itu pasti menggenggam
buku-buku yang tuebel, hardcover, pokoknya keren banget deh. Bandingkan dengan
memori saya akan buku-buku sekolah saya yang... yah begitulah...
Nah, jadi bagaimanakah seharusnya?
Apakah yang dimaksud dengan jumlah buku yang diterbitkan oleh sebuah negara
dalam setahun, di mana Indonesia menempati posisi bawah? Adakah yang bisa bantu
mencerahkan pemikiran saya?