31.5.12

Tertawa Bersama : My Stupid Boss 4


Menulis itu menyenangkan. Tidak bagi semua orang namun setidaknya beberapa orang pasti akan mengangguk sepakat. Itu adalah kalimat pembuka postingan saya beberapa waktu lalu di sini. Ada yang masih ingat? -__-“

Karya tulis itu khas (seharusnya). Semacam menjadi ciri khusus bagi yang menulisnya (seharusnya). Well, meskipun sedikit banyak akan ada satu atau beberapa hal yang memengaruhi cara menulis seseorang. Seperti misalnya pengaruh buku yang baru saja dibaca.

Oke, sebagai sebuah pengakuan, saya baru saja selesai membaca buku ‘MY STUPID BOSS’. Tidak selesai 100% sih soalnya di bagian halaman yang berwarna abu-abu muda (yang berisi rekaman interaksi media sosial penulis – penggemar) hampir seluruhnya saya lewati.

Kenapa saya memilih membeli buku ini? Penasaran, kata orang lucu … Dan saya sedang butuh banyak tertawa. Maka ketika saya berkeliling di bagian novel di gramedia, saya carilah buku MSB ini. Dan saya kaget, eh ternyata ada beberapa seri ya (ya ampun ke mana aja kamu, bu!). So, terjadilah proses dipilih-dipilih itu. Saya harus pilih satu buku saja karena dana memang disiapkan untuk satu buku saja ketika itu. Dan dengan pedenya saya memilih satu, dengan asumsi itu buku pertamanya. Yap, ceritanya saya menyasar buku pertamanya, untuk cari aman, takut tidak sesuai harapan (menjadi sifat saya, suka tidak percaya namanya sekuel hehehe). Nah, ketika di rumah, anak saya membaca judul buku pilihan saya lalu dia tanya, “Lho, kenapa Ummi beli buku My Stupid Boss 4? Emang Ummi sudah baca yang lain?”

Haaaahh?!! Saya langsung lihat sampul buku itu. Ealaaahh … iya ya kok tadi waktu di gramedia saya benar-benar tidak bisa mengidentifikasi angka 4 itu di sampulnya sih? Mungkin karena jenis hurufnya meliuk-liuk kali ya? Atau memang sayanya saja! Nah, di sini saya kaget lagi, eh sudah sampai seri ke-4 rupanya. Wah, berarti buku ini benar-benar hebat nih! Begitu kira-kira pikiran saya.

So, I read …

Beberapa halaman … okay, memang lucu. Menghibur. Saya langsung serasa dejavu dengan suatu masa ketika saya kecil sedang membaca serial Lupus. Saya bukan pekerja kantor tapi sungguh bisa merasakan kelucuan-kelucuannya. Beberapa sanggup membuat saya tertawa geli. Beberapa lagi, kadang saya bingung lucunya di mana (duh parah ya sense of humor saya ;p)…

Over all, buku MSB 4 ini bagus, tapi saya tidak sedang di posisi mereview isi buku, jadi kalau kawan penasaran silakan beli/pinjem sendiri aja ya. Lagipula buku bergenre komedi semacam ini saya pikir akan sangat sulit untuk diresensi…

Sampai di pertengahan buku, saya menjadi cukup galau #halah. Tapi serius, saya jadi agak gamang. Apalagi beberapa waktu lalu saya baru saja membuat tulisan tentang bahasa Indonesia yang baku untuk penulisan karya-karya semacam novel (kecuali untuk menuliskan bagian percakapannya tentu saja). Lha ini, kok sepertinya berlawanan dengan semua itu ya? Bagaimana saya tidak galau -__-

Untungnya di buku MSB 4 ini bersitan pertanyaan saya tersebut tuntas terjawab (yah, sepertinya maka dari itulah saya ‘diharuskan’ membeli seri terakhir MSB ini ya, ‘accidently’). Chaos@work, sang penulisnya, sempat menceritakan tentang gaya menulisnya yang memang seperti itu, tidak menggunakan bahasa yang ehm baku. Saya sempat berkomentar dalam batin … enaknyaaaa menjadi seperti dirimu, Kak. Just write, tanpa perlu buka-buka kamus or thesaurus or apalah hehehe. Tapi yah itulah justru yang menjadi ciri khas beliau ya?

Pas bukunya hampir selesai saya baca …

Klik! Tiba-tiba saya teringat sesuatu. Buru-buru saya mencarinya di antara tumpukan buku di rak. Dan, kawan tahu .. dugaan saya tepat! Penerbitnya sama persis! Itu lho buku Tuilet yang pernah saya ceritakan di sini. Kalau dipikir-pikir ternyata belakangan ini saya justru menjadi pelanggan setia penerbit yang satu itu ya :D

Kalau di buku yang itu tentang penulis sungguh tak tertulis, di MSB setidaknya ada petunjuk tentang penulis. Lagipula beliau seorang blogger (jangan-jangan salah satu kawan blog saya lagi!!!) bisalah dilacak blognya (gayaku!). Lagipula saya memahami tentang mengapa identitas kakak penulis dirahasiakan. Karena apa yang ditulis adalah based on true story. Terbukti dari genre buku MSB ini adalah Nonfiksi Komedi (ini termasuk satu dari sekian hal yang baru saya tahu, ada ya ternyata genre begitu ;p) meskipun pada kenyataannya saya mendapatinya di deretan rak novel hehehe.

Jadi kembali ke kegalauan saya tentang penggunaan bahasa dalam sebuah karya, yah … ternyata pada akhirnya semua kembali kepada selera dan juga jalan rezeki kali ya? J

Ya sudah. Yang penting kembali kepada menunjuk pada diri saya sendiri, teruslah mengasah kemampuan diri dan berkaryaaaa, itu yang utama, ya kan …

Oh iya, satu hal terakhir yang cukup membuat saya merasa gimanaaa gitu, masih permasalahan penggunaan bahasa, kalau saya cermati penggunaan dan penulisan bahasa inggrisnya kakak chaos@work dalam buku MSB bagus banget ^_^. Saya hanya agak berkerut jidat ketika membaca kata, NEVA, EVA dan WHATSOEVA saja, sebelum akhirnya terbahak-bahak demi mengetahui asal katanya. (Eh tapi bener kan tebakan saya bahwa kata-kata itu maksudnya adalah never, ever dan whatsoever kan?)

note : postingan ini cukup panjang, mudah-mudahan ada yang betah membacanya ;p

6 komentar:

  1. Aku baca MSB, dari yang tiga dulu hehe. :D
    Lucu tapi entah kenapa menurutku ada part yang, heh, ini lucunya part mana sih, ahahaha maklum selera humorku gak bagus. :D
    Aku betah kok, aku baca ampe abis :p
    *bagi seratus ribuuu*

    BalasHapus
    Balasan
    1. persis sama kayak aku, una ..
      beberapa kali bingung ini yang lucu dimanaa
      xixi ternyata selera humor kita sama ya :D

      Hapus
  2. banyak yang bilang buku ini megnhibur, tapi saya belum baca satupun dari sekuel buku ini. Saya baca postingan ini sampai tuntas kok, Mbak. ini masih tidak lebih panjang dari novel karya Tere Liye yang biasa saya baca. Hehehe....
    # masih berburu novel Tere Liye yang Amelia dan juga Berjuta Rasanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. waahh saya baru punya yang angpao ... itupun bacanya ga 100 %. udah keburu tau akhirnya ;p

      Hapus
  3. hmm saya blum pernah baca kak...ckckck mines kali sampe liukan angka 4nya kagak keliatan kak, ckckck#geleng2 prihatin...
    spakat sama anisabila....buku mas tere liye masih kalah panjng, jadi kak icha tenang aja...no problemo...

    BalasHapus
    Balasan
    1. serius, uty ... ku kira itu tulisan 21 malahan lho :D parahku!

      eh maksudmu abi sabila kali ya :D
      btw, sa baru tau kalo tere liye itu lelaki
      --"

      Hapus