9.12.11

Larisnya Mas Kokek

Kawan tahu pedagang kokek-kokek? Itu lho pedagang aneka jenis mainan murah meriah yang biasanya mangkal di sekolah anak-anak? Entah istilah dari bahasa mana sebenarnya kokek-kokek itu, terus terang saya sendiri tak tahu. Atau mungkin istilah ini muncul gara-gara pedagangnya membawa semacam klakson yang bunyinya kurang lebih, kokek kokek kokek. Maka akhirnya pedagangnya disapa mas Kokek. Lucu ya…
“Ummi, beli kokek-kokek, “ rengek anak saya sepulang sekolah.
“Mami, mau beli kokek,” tuntut seorang anak lainnya.
Bahkan ada yang lebih ekstrim permintaannya, “Mama … mama, belikan mas kokek!” Saking kesalnya diminta hal yang sama hampir tiap hari akhirnya sang mama menjawab dengan asal, “Hah, nda’  mau ka beli mas Kokek! Papamu lebih cakep di rumah!” Ha ha ha ha.

Ramai, kan? he he he

Terlepas dari rasa kesal kita sebagai orangtua dengan dahsyatnya efek magnet kokek-kokek terhadap anak, saya mencermati ada ide yang sangat brillian dari sisi dunia usaha dari pedagang kokek-kokek ini. Dengan harga mulai dari seribu rupiah, aneka jenis mainan ini menjadi sangat terjangkau bagi anak-anak usia TK dan SD. Selain itu sifat dari mainan ini biasanya begitu sampai di rumah langsung rusak alias berumur pendek. Hal ini yang menyebabkan keesokan harinya anak-anak akan kembali mengerubungi sang mas Kokek, kalau bukan untuk membeli kembali mainan favoritnya yang rusak atau malah tertarik dengan mainan baru lainnya yang memang hampir tiap hari adaaa saja variasinya. Entah siapa ‘bandar besar’nya dibalik mainan murah meriah ini (menarik juga ya ditelusuri), yang pastinya menurut saya beliau benar-benar bermain di blue ocean untuk kategori mainan. Dengan prinsip mainan murah dan berumur pendek yang dijual dengan sistem jemput bola, mas Kokek sanggup bersaing dengan pedagang jajanan anak yang juga tiap hari dicambangi anak-anak. Karena memang seperti itu tujuannya. Seperti halnya di sekolah anak saya, bukan hanya minuman teh, aneka jajanan seperti crepes, burger, wafel dan sebagainya tapi mas Kokek juga memiliki tempat tersendiri yang cukup istimewa di kantong anak-anak sekolah. Bravo, mas Kokek! :)

5 komentar:

  1. tertarik jadi mba kokek??? :P

    BalasHapus
  2. hahahaha ... kepikir sih #gubragsss

    BalasHapus
  3. saya ingat mainan itu..waktu kecil..cuma kakau beli saya bongkar mau cari dimana tokek yang menjerit kalau ditekan...namanya dari bunyi mainan itu...yang saya kira tokek...itu...

    BalasHapus
  4. ooh gitu ya, untungnya jadinya ga disebut mas tokek ya hehe

    BalasHapus