22.2.12

Twilight vs TUILET (Bukan Resensi)


Emosi jiwa saya masih terasa sampai detik ketika saya membuat tulisan ini. Berawal dari hari Minggu lalu, ceritanya saya ke Gramedia untuk mencari Anak Rembulan. Penasaran, karena beberapa kawan menyebut buku itu bagus. Setelah saya input judul di komputer pencarian, tertulis disana masih ada stok 6 buah buku. Beranjaklah saya ke rak buku bagian novel. Saya susuri deretan ratusan judul buku yang ada di sana, bolak-balik beberapa kali namun si Anak Rembulan tak kunjung ketemu. Daripada frustasi akhirnya saya tanyakan ke petugas jaga yang ada. Ternyata sama saja, si mbak juga bingung mencari letak novel itu. Sampai-sampai akhirnya dia pun mencari bala bantuan dua orang lagi untuk menyusuri deretan buku-buku di rak. Sekitar setengah jam saya menunggu sambil cuci mata melihat-lihat dan membaca-baca sinopsis singkat beberapa buku yang ada di sana.

Pada saat itulah tiba-tiba saya terhenyak, ketika mata saya tertumbuk pada sebuah buku berjudul ‘TUILET (tuh iler melet)’ dengan kalimat heading berbunyi “Catatan Edward Cullun, Si Kucrut Korban Vampire”. OMG! Ada ya buku seperti ini? Dan hei! ya ampun ternyata bahkan ada dua lagi buku lanjutannya dengan judul plesetan New Moon dan Eclipse (saya lupa apa bunyinya).

Kesal? Tentu saja saya kesal! Saya kira hanya film ‘Vampire Sucks’ saja yang secara sinis memparodikan The Twilight Saga ini. Ealah, ternyata versi bukunya pun ada! Karya orang Indonesia pulak, atau bukan? (Karena ketika saya berusaha mencari tahu penulisnya, ingin protes, saya bingung dengan identitasnya).
Memang sih akhirnya saya beli buku itu, saking keselnya dan ingin tahu  isinya …
Saya tidak bilang buku itu jelek. Hasil karya oranglain kan, belum tentu juga saya bisa menulis seperti itu. Walaupun saya cukup terhenyak (lagi) karena sepertinya bahasa Indonesia dan EYD benar-benar tak berlaku dalam buku itu -_-“

… ide itu murah, bisa darimana saja datangnya bahkan dari karya oranglain sekalipun …

Seperti itu kurang lebih kata seorang guru menulis saya. Benar itu, saya setuju! Dalam kasus ‘TUILET’ tadi, haruskah seperti itu? Terus terang saja kalau saya pribadi mah kurang suka. Masalahnya karya-karya itu seperti… bagaimana yah bilangnya? Tokoh-tokohnya, namanya sengaja dibuat jadi jelek, padahal kan apa susahnya sih mengarang nama lain? Bebas kok di dunia tulis menulis, tak perlu pakai potong kambing segala! Mengapa harus memiripkan dalam rangka merusak citranya? Aihhh …

Padahal kalau karya-karya itu dibuat secara fair, bolehlah idenya datang dari karya fenomenal mbak Stephanie Meyer (halah sok kenal banget gw!), apa salahnya kan? Kalau memang bagus bakalan laris juga kok … Harus pede dong kan? Daripada seperti ini … Jujur, saya jadi kecewa. Yang harusnya isi buku itu komedi, bikin ketawa, lucu-lucuan, jadinya nggak dapet. Karena saya sudah kesal duluan. Ditambah lagi ketika ingin tahu siapa penulisnya, keterangannya benar-benar nyakitin hati. Masak pembaca disuruh mencari di TPU, Taman Pemakaman Umum terdekat atas seseorang yang bernama Oben Cedric? Ha!

Eh, ngomong-ngomong buku TUILET ini terbit pertama kali kapan sih? Teman-teman ada yang tahu? Soalnya TWILIGHT kan sudah lama banget ya? Kurang gaul rupanya saya ya, tidak tahu ada buku seperti ini…

Mudah-mudahan dalam perjalanan saya mengejar hasrat dan keinginan untuk menulis, tidak akan pernah mengambil langkah seperti itu…


7 komentar:

  1. mana cover bukunya kakak............

    BalasHapus
  2. kayanya aku gak akan beli buku itu deh :)

    BalasHapus
  3. saya malah belum pernah ketemu buku TUILET ini mbak...maklum kalo ke toko buku malah seringnya sibuk milih buku anak2 buat zidane....hehe...

    BalasHapus
  4. Ada - ada aja mbak risa buat tulisan pake ketawa, saya akan coba cari nanti, mungkin bisa jadi bahan tulisan mbak.
    Mau share ini mbak kalau2 tertarik
    http://deblogger.org/lomba-blog-sotoji/
    Pamit

    BalasHapus
  5. malah baru tau ada buku judulnya tuilet segala. . . . tapi kreatip si. . .

    BalasHapus
  6. aku memang gak suka klo ada parodinya THE TWILIGHT SAGA. Selain critanya jadi aneh dan trlhat mengejek, juga tak ada unsur seninya.
    pdhl kan Twilight itu kaya akan nilai seni dan apa itu cinta
    1 lg yaitu : EDWARD CULLEN jdi jlek pdhal dia tokoh film yg q sukai spanjang masa .... :D

    BalasHapus
  7. ya namaya juga buku parodi, tujuannya bikin orang ketawa. dan buku ini sukses bikin banyak orang ngakak. di bandingin dari segi romantika, seni, dll. memang lebih bagus twilght. karna tuilet ini cuma sekedar penghibur lara dan duka. novel komedi om

    BalasHapus