28.8.16

Uang Panai', Seasyik Nonton Upin Ipin?

Saya tadinya tidak berencana nonton film yang sejak beberapa bulan terakhir promosinya gencar hadir di beberapa lini masa media sosial saya ini. Saya pikir Uang Panai' itu masalahnya anak muda, film Indonesia, dan buat emak-emak rempong kayak saya urusan pergi ke bioskop itu tak semudah membalik jemuran basah haha. Mohon maaf, bukan kenapa-kenapa saya nyaris tidak pernah nonton film Indonesia yang tayang di bioskop. Beberapa alasannya adalah, pada dasarnya saya memang jarang nonton apalagi ke bioskop. Kalau sampai saya ke bioskop berarti pasti ada sesuatu. Kalau bukan ditraktir diajak, berarti ada film yang benar-benar menarik perhatian. Itu saja.

Tapi sore itu seorang sahabat mengabarkan bahwa dirinya lagi di Makassar dan ngajak ketemuan, so spontan saya cetuskan soal nonton Uang Panai' ini. Si dia oke, maka jadilah kami meluncur ke salah satu studio XXI pagi itu. Saya bilang sama sobatku ini, kita datangnya cepat saja soalnya konon antrian panjaaaaang. Dan ternyata bukan konon tetapi memang begitulah adanya. Bahkan pintu studio belum buka pun para calon penonton sudah membludak. Kami berdua jadinya geli sendiri, sadar umur di antara mereka para pemuda calon pelaku Uang Panai' dan segala problematikanya :D :D
Hayooo, ada pembagian uang panai' gratiskah?

Sebelum film dimulai saya bertanya-tanya ini kira-kira ceritanya akan seklise apa ya? Uang Panai', masalah apa sih yang akan timbul selain mahal dan bikin susah calon mempelai prianya? Lalu soal bahasa, kira-kira film ini akan disajikan dalam bahasa apa ya? Duh, kalau banyak istilah Bugis Makassar, matemija nda da kutau itu!

Hinggaa akhirnya setelah si Dolby berbisik "All around you" dan tayangan dimulai, suprise..... dialognya ternyata dalam bahasa sehari-hari Makassar dan lengkap dengan subtitle bahasa Indonesia! Wohoooo, hatiku tercuri dah! Gila, berani juga ini film! Buat saya yang sudah puluhan tahun berdomisili di Makassar tentu saja film ini jadinya sangat akrab. Seperti menonton kehidupan sehari-hari di kota Daeng ini. Dan asyiknya lagi para pemerannya benar-benar natural aktingnya, dialognya, lucu-lucuannya. Saya jadi penasaran seandainya kalian yang tidak pernah bersentuhan dengan budaya Makassar sebelumnya kemudian nonton film ini kira-kira komentar kalian akan seperti apa ya?

Soalnya saya langsung teringat sama ikon fenomenal Upin Ipin itu lho! Film yang latar budayanya, bahasanya, sama sekali asing buat saya tapi saya suka sekali nontonnya. Dan saking nyandunya nonton Upin Ipin --astaga inget umur woy!-- saya jadi merasa ikut pandai logat Malaysie pun. Nah, saya penasaran apakah Uang Panai ini bisa mendapat tempat seistimewa Upin Ipin di hati masyarakat Indonesia? Coba dooong, temen-temen di luar Makassar nonton dan testimoni :D

Kalau dari segi cerita, saya akui saja yah bahwa ceritanya sih klise, kisah cinta antara Ancha dan Risna, di mana keluarga Risna menetapkan nominal Uang Panai' yang cukup fantastis. Pontang-pantinglah Ancha berusaha untuk memenuhinya. Masih lebih heboh kisah nyata Risna yang batal nikah gara-gara uang panai lalu datang ke nikahan mantannya dan memeluknya itu loh hihi. Tapi cara menyuguhkannya yang kreatif, sudut pandang kamera yang unik, menjadikan film ini jadi sangat menarik. Apalagi dengan kehadiran Tumming dan Abu, wah mereka ini layak dapat award kalau menurut saya. Rasa-rasanya film Uang Panai' bisa-bisa hambar tanpa mereka!

Jadi, bagaimana teman-teman, tolong bantu jawab penasaran saya, apakah benar penilaian saya bahwa Uang Panai' ini seasyik serial Upin Ipin?

4 komentar:

  1. Dari trailernya sih kelihatan seru dan lucu ya... karena belum nonton ya belum bisa kasih penilaian apa-apa. Hehe

    BalasHapus
  2. Penasaraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

    BalasHapus