30.8.16

Uang Panai', berapa sih standarnya?

Berbicara soal uang panai' sebagai sebuah adat, saya tidak berani, nda cukup referensi ta' kodong! Jadi yang akan saya tulis ini lebih ke soal filmnya saja, ya? Dan kalau ada sedikit komentar itu sekadar opini saja.

Masih lanjut membahas Uang Panai', film, yang sebelumnya saya tulis liputannya di sini, kali ini saya ingin merenungi cetusan kawan saya selepas kami menonton. Jangan sampe nanti uang panai'nya Risna dijadikan acuan, kurang lebih begitu kata teman saya. Wah, iya juga ya! Nanti yang nonton pada terinspirasi gimana, dong? Atau jangan-jangan justru sebaliknya? Maksud saya, bukan tak mungkin justru the movie makerlah yang menjadikan fakta lapangan sebagai referensi besaran uang panai' yang berlaku umum di masyarakat. Atau boleh jadi keduanya sama sekali tak berhubungan. Bisa saja yang disebut di film pure hanyalah fiktif.

Keluarga Risna menyebut angka 200 juta rupiah sebagai syarat Uang Panai'. Setelah melalui proses nego (nonton deh, seru!), akhirnya disepakati di angka 120 juta rupiah. Kalau kata Tumming dan Abu ketika menyebutkan kriteria; gadis sarjana, bekerja, haji pula, maaaatemija!

Poster ambil dari movie.co.id

Salut untuk anak muda seperti Ancha. Ia berusaha mengumpulkan Uang Panai'nya sendiri, tidak merengek pada ibu bapak. Dan seharusnya memang Uang Panai' itu seperti itu kan, ya, filosofinya? Hasil kerja keras calon pengantin sebagai isyarat keseriusannya melamar anak orang?

Kembali ke film, sebesar 120 juta rupiah itulah yang akan diperjuangkan Ancha demi Risna. Soal mau dijadikan acuan atau tidak, ya saya pikir itu pada akhirnya kembali kepada setiap masing-masing orang. Adat itu baik adanya, dimaksudkan untuk melindungi kaum perempuan, mencegah para pria untuk tidak main-main ketika berniat mengarungi bahtera pernikahan. Ketika agama justru memberi kemudahan dalam urusan pernikahan, kadang beberapa oknum malah memanfaatkannya dalam arti negatif. Bosan - ganti, ga suka - tinggalkan. Nah, kemungkinan disitulah adat mengambil perannya.

Dan uang panai' ini konon cukup efektif juga menjadi sarana penolakan secara halus ketika keluarga wanita tak berkenan terhadap sang calon. Sebutkan saja angka yang tinggi dan tak masuk akal, kelar hidup lo, man! :p

5 komentar:

  1. Sukaaa gaya bercerita ta kak

    BalasHapus
  2. Iya begitu memang kenyataannya. Kalo ditolak, disebutkan angka2 fantastis :D

    BalasHapus