14.2.13

Wanita Atau Perempuan?


Kamu wanita? Atau perempuan? Wanita atau perempuan? Dengan kata apa kamu lebih suka disebut? Saya pribadi, apa saja, asal dipastikan label yang mengikut di belakangnya adalah baik. Misalnya, perempuan blogger, wanita suka nulis, perempuan sayang anak, wanita penyuka coklat. Begitu. Semua kedengaran bagus-bagus saja di kuping saya. Menurutmu?

sumber foto : http://khaulahmuslimah.blogspot.com

Menarik membincang kedua kata tersebut, wanita atau perempuan? Meski sejatinya  (menurut saya) keduanya memiliki makna yang sama saja yaitu satu dari dua jenis makhluk bernama manusia ciptaan Tuhan, benar? Wanita atau perempuan, itu hanya permainan bahasa semata, sinonim. Namun semakin canggih dunia, terkadang kita justru senang kian meruwetkan kehidupan. Wanita atau perempuan, kenapa mesti diperdebatkan (sejak sekitar satu dekade lalu)? Seolah kompleksitas masalah lain yang lebih urgen masih kurang banyak saja.

Ada yang bilang sebutan perempuan itu lebih mulia ketimbang wanita (kata seseorang di televisi beberapa tahun lalu). Apa iya, batin saya. Karena wanita itu berarti wani ditoto-toto (Jawa, berani diatur-atur) sementara perempuan bermakna empu (tuan), kata seseorang lainnya juga di televisi beberapa waktu lalu. Nah, tinggal saya yang jadi geli sambil sedikit sarkas, katanya berjiwa nasionalis kok malah masih bawa-bawa makna bahasa daerah sih! Padahal andai saja seseorang itu melihat kamus bahasa Indonesia dan mencari tahu bagaimana kata wanita, perempuan, dan empu diartikan di sana, kira-kira apa ya reaksinya?

wanita
n perempuan dewasa

perempuan
n  1 orang (manusia) yang mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan meyusui; wanita; 2 istri; bini

empuan
kl n perempuan: engku (tengku) ~, sebutan istri raja
(sumber : KBBI)

Intinya mbulet, berputar-putar disitu-situ saja karena memang artinya sama. Menurut saya lho.  Lebih aneh lagi (bagi saya) ketika kata-kata itu dihubung-hubungkan dengan isu kesetaraan gender, feminisme, hingga emansisapi eh sipasi. Wes, mbuh lah…. Pikirno dewe, mumet aku :D

Btw, saya jadi terpikir ketika pemaknaan penyebutan semacam ini mengemuka beberapa tahun lalu, bagaimana ya perasaan pemilik-pemilik merek yang menggunakan label ‘wanita’? Sebut saja tabloid ‘Wanita Indonesia’. Nah lho! Saya yakin mereka tidak setuju. Karena kalau setuju sekarang brand tersebut pasti sudah jadi ‘Perempuan Indonesia’ hehehe.

Well, tidak bisakah kita memandang kedua kata itu, wanita atau perempuan, murni sebagai bahasa Indonesia biasa saja, seperti halnya kata pria dan lelaki? Tak usahlah ditendensi apa-apa. Adapun predikat-predikat buruk semacam wanita tunasusila, perempuan panggilan, and whatsoever, itu kan lekatan yang bisa dirangkaikan pada sebutan mana saja. Atau daripada demikian repot pakai saja bahasa asing, nisaa’ (Arab) mungkin, atau woman/lady (English). Bagaimana?

PS : Cuma sebuah pemikiran saya yang basi, no hurt feeling yaa J

4 komentar:

  1. kalau perempuan untuk semua umur ya, wanita hanya perempuan dewasa

    BalasHapus
  2. Sering kan ya waktu ngisi form kadang2 ada tulisan Jenis Kelamin : mau ngisi perempuan atau wanita sama saja kan?

    BalasHapus
  3. setuju bgt mak,
    kita liat saja artinya sama.
    Kalo liat konotasi lain sih itu tinggal persepsi masing2 aja.

    BalasHapus
  4. yah, kalo aku sih lebih anggun menyebut kaum hawa itu dengan kata perempuan, karena pasti lebih anggun.. misalkan saja Perempuanku akan lebih anggun dari pada wanitaku yang terkesan nakal dan artinya juga berbeda yang di cerna oleh otak kita..

    Tapi terkadang sebagian memang kurang pas.. dan itulah yang di sebut dengan melemahkan bahasa sendiri

    BalasHapus