27.10.12

Aku, Teori Diet, dan Raw Juice

[Tulisan ini sifatnya sharing pengalaman semata. Jika kawan tertarik pastikan dulu kawan mengenali tubuh dan kebutuhannya masing-masing serta berkonsultasilah kepada ahlinya]

Dalam iklan makanan, minuman, maupun suplemen pelangsing, saya sering mendapati testimoni konsumen yang menyatakan bahwa mereka telah berhasil menurunkan berat badannya belasan bahkan puluhan kilo. Diperkuat lagi dengan bukti foto mereka tengah menarik celana jeans mereka yang tadinya super jumbo menjadi super duper kedodoran di pinggang.

Saya sering membatin, benarkah itu (saya bukan penggemar bahasa batita yang sedang ngetren itu padahal momen ini saya sungguh berkesempatan untuk mengatakan ciyyus, miapah? Ya nggak? :D)? Benarkah seseorang bisa kehilangan berat sebanyak itu dengan begitu mudahnya? Karena selama ini saya sering berusaha untuk mengeliminasi beberapa kilo saja susahnya minta ampun. Padahal beberapa usaha di antaranya bahkan menggunakan salah satu suplemen itu. Nah loh …

Kalau boleh dibilang keinginan, sebenarnya apa yang ingin saya capai sangatlah sederhana, yaitu mengembalikan timbangan berat kembali seperti ketika saya kuliah. Yang mana itu berarti sekitar 5 kilo saja jauhnya. Ini bukan obsesi, saya berkeinginan juga tanpa pretensi apapun, bahkan tidak atas tekanan atau paksaan pihak manapun (ya ampun, emang mau bikin laporan pengaduan kali!), murni hanya sekadar ingin saja. Sungguh.

Dan sebenarnya saya tahu persis metode dan teori diet yang sangat mungkin untuk dilakukan demi mencapai keinginan itu. Tapi namanya juga teori, prakteknya itu lhooooo. Saya memikirkan jogging rutin 30 menit sekali sehari. Plus memperbanyak asupan sayur dan buah dalam pola makan serta melenyapkan menu kudapan semacam donat, roti isi, black forest, brownies, goreng-gorengan panas teman minum teh, dan segala macamnya, glek!. Juga menghilangkan jadwal makan malam. Wuihhh, teori yang sangat perfecto. Jika disiplin, saya yakin dalam sebulan target pasti tercapai. Masalahnya, prakteknya itu. Susah!

Hingga beberapa waktu lalu ketika akhirnya saya mengenal soal raw juice. Saya terprovokasi oleh seorang sahabat yang mulai menerapkan pola sehat ala raw juice. Dari banyak status facebooknya saya jadi tahu kalau tiap pagi dan malam beliau memblender beberapa sayur dan buah lalu mengonsumsinya. Saya terpancing. Bukan dalam rangka diet hingga akhirnya saya ikut mempraktekkannya. Tapi lebih karena, harus saya akui, saya jarang memasukkan menu sayur dan buah dalam pola diet saya sehari-hari. Jadi untuk mengurangi rasa bersalah, saya berniat akan mulai mengalihkan menu sayur dan buah melalui kebiasaan nge-raw juice ini. Saya pikir nantinya kalau sudah rutin melakukannya, meski makan hanya pakai protein saja, kan jadinya nggak apa-apa, iya kan? :D

i love strawberries ... ^_^

Juga karena faktor U, if u know what I mean … hehehe. Saya ingin sehat terus sampai berapa pun usia saya nanti. Dan salah satu usaha yang bisa saya lakukan untuk mencapainya adalah dengan menjaga pola makan dengan baik. Setujuuuu??? J

Lucu ketika saya membuat raw juice pertama saya. Dengan sok tahu saya menyiapkan beberapa lembar sawi hijau, wortel, nanas, mangga, dan sedikit air. Saya kaget ketika menuang hasil blenderan, lho kok jauh dari bayangan saya tentang jus. Yang ada malah penampakannya seperti bubur. Whuaa, gimana nelennya?

my first raw juice :D

Belakangan baru saya tahu bahwa raw juice ya memang seperti itu. Cenderung kental dan seperti bubur. Namun justru disitulah letak seninya. Bagaimana kita bisa menggabungkan beberapa macam buah dan sayur dengan aneka tekstur dan juga rasa agar sesuai dengan apa yang kita kehendaki.

Oh iya, selain saya mulai menerapkan tradisi nge-raw juice untuk diri sendiri, saya pun sekalian melibatkan anak-anak. Agar jangan hanya saya yang menuai manfaatnya tapi mereka juga. Harus saya akui sensasi rasa dari raw juice ini bukanlah seperti jika kita tengah menikmati sepotong pepperoni pizza ataupun ayam goreng Kentucky atau bahkan semangkuk salad buah. Dan saya tidak berusaha untuk menyembunyikan kenyataan itu dari anak-anak. Mereka saya bebaskan untuk berekspresi sejelek mungkin ketika menelan raw juice, yang penting masuk!

Saya bahkan membuat tagline sendiri untuk anak-anak, yaitu ‘ada kejutan berbeda di setiap racikannya’. Karena memang demikian. Segelas raw juice rasanya tak pernah sama, kombinasi komposisi bahannya sungguh kaya!

Kembali ke soal teori diet yang sempat saya singgung di atas, saya tidak akan bilang sekarang saya sudah berhasil mencapai target pribadi untuk menurunkan sedikit berat badan, jangan kecewa jika kawan sempat berharap membaca demikian hehe. Tapi sungguh, setiap saya selesai meminum segelas raw juice, biasanya saya akan langsung kenyang. Misalnya saya minum pagi hari, maka sampai siang pun rasanya perut kenyang terus. Apalagi kalau minumnya sore hari, rasanya sudah nggak ingin makan apa-apa lagi. Well, silakan disimpulkan sendirilah andai saja saya bisa berhasil mendisiplinkan diri untuk merutinkan kebiasaan nge-raw juice ini, sebulaaaan saja.

Tapi ya begitulah, ini hanyalah teori saja … J

kiwi-love, aren't they sweet? (foto by annisa)


*Jika kawan ikut tertarik untuk nge-raw juice-ria, please gugling dulu ya ke sumber-sumber yang lebih berkompeten. Takutnya kawan berpantang dengan jenis buah atau sayuran tertentu. Karena seperti kita ketahui beberapa buah/sayur bisa membuat tekanan darah menurun, asam urat kumat atau lambung protes. Tulisan ini sifatnya hanya sekadar sharing saja dari saya yang pemula. So, please keep smart yaaa ^_^

**Saya selalu penasaran, obat-obatan dan suplemen penurun berat badan itu jika dikonsumsi terus menerus apakah akan mungkin membuat berat badan seseorang terus susut … susut … susut … hingga akhirnya hilang? ;p

17 komentar:

  1. Kadang teori selalu lebih menang dari praktek. tapi gak ada salahnya kan berusaha Mbak Risa. Semoga dietnya sukses mbak.. :)

    BalasHapus
  2. :') aaaa pingin deh diet sehat kayak gituu.. seandainya anak kosan seperti aku juga bisa bikin raw juice mbaaak.. pingin deh makan/minum yang lebih sehat. susah sayangnya, habis yang murah2 justru yang ga sehat. hihihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kata siapa yang murah ga sehat, ci? itu seledri, cengek, tomat .. murah lho .. tinggal masukin blender, jadi deh rawjus tapi rasanyaaa ga dijamin xixixi

      Hapus
  3. semoga berhasil dengan program diet sehatnya.

    Sukses selalu
    Salam Wisata

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih ^^

      btw, saya suka salamnya, salam wisata :)

      Hapus
  4. kuntinuitas nya yang susah dijaga.
    semanagt di awal saja. makanya diet gagal terus. :D

    BalasHapus
  5. lucunya dinegara kita adalah niet tanpa di imbangi dengan olahraga yang seimbang,biar bukan hanya langsing tp juga sehat.Intinya buat apa langsing kalau tdk sehat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya tuh mas salah satunya, malas banget olahraga :(

      Hapus
  6. Haha, Sebenernya Ris kalau "Mau konsisten" banyakin sayur, sedikit nasi. Udah pengaruh kok ke berat badan(Kalau aku sih), hanya kadang kalau udah turun kambuh lagi.
    Tapi selama dibuat gerak nggak berat, n sehat2 saja nggak masalah tuh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya selalu gitu juga, mbak. jarang makan nasi :)

      Hapus
  7. kiwi tuh enak banget aku suka tapi sesudahnya biasanya aku alergi gatel dibibir & tenggorokan :) ndeso banget ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh itu alergi to, mbak. soalnya saya juga kalo habis makan kiwi mulut tuh rasanya jadi ga nyaman gitu...

      Hapus
  8. setelah roll tulisan2 mba risa saya memilih utk konsen ketulisan ini.kenapa?karena saya juga lagi program diet mba :D
    sekedar info, jika ingin punya tubuh ideal jgn mengkonsumsi suplemen apa pun meskipun embel2nya adl obat herbal
    because my mom was died cause that :'(

    BalasHapus
  9. eneg gak sih raw juice nya??

    BalasHapus
  10. iara lumayan suka kiwi XD postingan nya bagus. Jangan lupa mampir ke tiararilly.blogspot.com mba hehehe ^-^ makasih

    BalasHapus