30.7.12

Dinamika Era Digital dalam Persepsi Wanita


Perkembangan era digital telah dimulai sejak lama. Sejak terjadinya perubahan besar-besaran, sekitar tahun 1980, revolusi digital dari teknologi mekanik dan elektronik analog ke teknologi digital (sumber : Wikipedia). Perubahan revolusioner yang kemudian arahnya mengerucut kepada perkembangan teknologi informasi ini hingga sekarang masih terus berlangsung. Semakin pesat dan semakin melesat bak ngebutnya sebuah mobil balap F1 yang baru melewati start line di sirkuit. Barang siapa yang tidak menyesuaikan sudah tentu akan jauh ketinggalan.

Analog ---> Digital
(sumber gambar : wikipedia)
Pun demikian dengan kaum hawa. Apapun profesi yang disandingnya bila seorang wanita tak up-to-date dalam dunia digital maka sedikit banyak akan ketinggalan informasi. Sebagai seorang ibu rumahan, saya pribadi merasakan hal tersebut. Tanpa koneksi internet sehari saja misalnya rasanya ada yang kurang. Apalagi saya gemar menulis dan tengah terlibat aktif dalam sebuah grup kepenulisan. Bukan hanya itu, dengan adanya perkembangan teknologi digital yang bernama internet, begitu banyak kemudahan yang secara pribadi saya rasakan sendiri. Sebagai contoh, untuk memperdalam bekal mengenai tips parenting, internet tentu saja sangat membantu proses itu. Dengan hanya berbekal mesin pencari, nyaris semua informasi yang saya butuhkan tentang cara terbaik dalam hal pengasuhan anak bisa saya dapatkan tanpa perlu keluar sejengkal pun dari rumah.

Apalagi dengan adanya teknologi telekomunikasi yang juga semakin canggih dalam mengakomodir laju pertumbuhan era digital ini. Hadirnya ponsel-ponsel pintar, dengan aneka ragam bentuk, ukuran dan kegunaan. Semakin memudahkan kami, kaum wanita untuk semakin berkilau.


Namun bukan berarti dengan berkembangnya era digital lantas wanita harus kehilangan jati diri pribadinya. Ada tren baru di sana, ikut. Ada tren baru di sini, ikut. Bukankah sebuah kalimat bijak justru berkata, jika kita selalu mengikuti tren maka kita justru akan selalu tertinggal? Maka bagi saya apapun istilahnya dan dimana pun saya berada, saya akan selalu memilih untuk menjadi diri sendiri. Sehingga secanggih apapun perkembangan fashion, make-up, aksesoris,  dan sebagainya di belahan dunia lain, yang tentu akan dengan mudah saya akses sekarang ini melalui media digital, tak akan mengubah diri saya. Saya tetaplah saya. Insha Allah.

Teknologi, secanggih apapun, akan selalu memiliki dua sisi. Satu bersayap dan lainnya bertanduk. Positif dan negatif. Telah banyak kita mendengar berita-berita tak sedap sehubungan dengan pesatnya perkembangan era digital ini. Lahirnya jejaring sosial sedikit banyak mengambil peranan dalam pergeseran tatanan gaya hidup para wanita jaman sekarang. Pertemuan kembali dengan orang-orang dari masa lalu, tidak selalu berdampak baik. Terkadang alih-alih menyambung tali silaturahim, bagi sebagian orang adanya jejaring sosial justru berakibat buruk. Perselingkuhan hingga perceraian jamak kita dengar terjadi akibat terbukanya komunikasi di era digital dewasa ini. Bagaimana seharusnya kita menyikapinya? Tentu pada akhirnya berpulang pada diri sendiri. Karena sesungguhnya ada atau tidaknya jejaring sosial, pesat atau tidaknya perkembangan teknologi digital yang semakin memudahkan kehidupan, kesetiaan dan komitmen kepada pasangan selalu berpulang kepada pilihan masing-masing orang untuk menyikapinya.

Ketika segalanya kembali kepada filter masing-masing diri maka boleh dikata pada akhirnya tergantung kepada seberapa kuat kita membentengi diri kita dengan prinsip hidup yang baik. Apakah hanya gara-gara perkembangan era digital ini menjadikan nilai-nilai suci yang telah kita pegang teguh menjadi luntur? Tentu tidak. Jaman boleh berkembang, mencelat secepat yang ia bisa namun kaidah kebaikan tetap harus digenggam erat. Meski ianya terasa panas layaknya bara api.

Tulisan ini diikutsertakan dalam kontes Fastron Blogging Challenge.

20 komentar:

  1. Era digital yang meringkas ruang dan jarak...menyingkat waktu, tentunya dibuthkan filter dan internal kontrol yg solid. Termasuk peran aktif orang tua jika user-nya masih anak-anak..
    $0A

    Semoga sukses Mbak..

    BalasHapus
  2. Bener banged. Dengan mengikuti teknologi kita tidaka kan tertinggal jaman, Namun perlu lebih bijak dalam menyikapi semuanya. Semoga menang ya deadlinenya hari ini tanggl 30 Juli 2012. Hadiahnya keren eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ini postingnya pas deadline dan bikin tulisannya cukup ngos-ngosan seharian hehehe
      makasih doanya ya :)

      Hapus
  3. Waah DL nya sekarang..
    Nyeraaahh..

    Sukses deh Ngontesnya Yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak.. aku juga bersyukur banget masih kekejar :D

      Hapus
  4. teknologi yang semakin canggih membuat kita tidak ketinggalan berita, karena bisa baca berita kapan saja dan dimana saja....nice post

    BalasHapus
  5. Tulisanx singkat banget k'...
    singkat padat dan jelas...
    good luck k' buat kontesx

    BalasHapus
    Balasan
    1. maklum nu, dikejar kereta eh deadline hihi

      Hapus
  6. entah kenapa jika teknologi seperti ini memang cendrung mendekati laki - laki.. :)

    hmm, benar sekali, dengan memberikan sudut pandang lain dari pihak wanita.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo urusan ngoprek memang cenderung lelaki soal teknologi ini, tapi saya yakin wanita pasti ada juga lah... :)

      Hapus
  7. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    Pikiran yang positiv dan tindakan yang positiv akan membawamu pada hasil yang positiv.,.
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    BalasHapus
  8. wah2, tetap semangat.. :)
    semoga bisa memenangkan kontes fastron blogging challenge.. :D

    BalasHapus
  9. ngikutin jaman itu harus tp jgn sp kehilangan jati diri ya.. sip.. setuju :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi inget slogan pesantrennya Sabila, merawat tradisi, merespon modernisasi. Tiadalah salah selama itu baik.

      Semoga sukses, Mbak.

      Hapus
  10. Setuju: menjadi diri sendiri. Mau dibilang katroklah .. biar saja, toh kita menggunakan teknologi sesuai kebutuhan kita, bukan sesuai kebutuhan zaman (eh, "zaman" atau "jaman" sih? Saya biasa pakai "zaman")

    Tulisan Icha makin keren. Makin mengalir, pilihan diksinya makin bagus. Keep blogging. Mudah2an menang ya :)

    BalasHapus
  11. semoga menang Mbak. tulisannya asik, enak dibacanya.

    BalasHapus
  12. semoga sukses ya dengan kontesnya, ikut gak yaaa :-D

    BalasHapus
  13. Wah saya udah mau ancang ancang ikut tapi ternyata khusus untuk wanita ya atau blogger wanita. Ya udah deh saya tinggal ikut membaca aja hehhehe.

    Saya dulu pernah ikut di postingan tentang SUSU SEHAT juga oleh detik dan kerja sama dengan MUI , dan sekarang khusus untuk wanita hheheheeGood luck ya. Semoga Berhasil.

    BalasHapus
  14. waw keren :D
    mampir juga ke blog ane ya ? makasih

    BalasHapus