SELAMAT HARI IBU. Tema yang paling ngetop hari ini di hampir semua media sosial. Saya sendiri ikut-ikutan latah sampai-sampai salah menulis status di akun facebook saya, he he he. Saya lupa cara menangkap layar jadi saya copy saja page url-nya ^_^ http://www.facebook.com/profile.php?id=100000415078514. Saya sebut ikut-ikutan latah karena secara pribadi terus terang saya kurang memiliki ikatan emosional dengan hari ibu-hari ibu-an seperti ini. Bukannya skeptis, hanya saja selalu terlintas tanya di hati mengapa sih ada hari ibu segala? Perlukah? Toh tak ada bedanya juga rasanya berdasarkan pengalaman satu dekade saya menjadi ibu ;p. Bagi saya dengan atau tanpa hari ibu tidak akan menggeser kemuliaan posisi ibu. Justru takutnya ada hari ibu malah akan menjadi bumerang. Nanti anak-anak mengira hanya ada waktu satu hari untuk mengistimewakan ibu. Ah, konyol.. mana ada anak seperti itu ya? ;p
Tapi meskipun saya mengaku bukan fans fanatik dari peringatan hari ibu ini, mau tidak mau saya harus mengakui bahwa tren hari ibu sangat familiar untuk anak-anak jaman sekarang. Entah apa yang ada di pikiran mereka tapi contohnya saja anak-anak saya, pagi ini mereka memberikan kejutan hari ibu untukku. Ketika saya sedang mengepel teras depan rumah, mereka diam-diam menempelkan kartu-kartu ucapan selamat hari ibu buatan mereka sendiri di pintu kulkas. Tentu saja saya kaget, terharu malah, hampir saja menangis. Kapan mereka membuatnya kok bisa saya tidak tahu? Ternyata kecil-kecil anak-anak saya sudah pandai melakukan persekongkolan yang sangat manis.
***
Ibu saya pagi ini saya kirimi SMS ucapan selamat hari ibu. Ehhh beliau malah tertawa terbahak-bahak. Saya jadi malu, bukan era ibu saya ternyata tren hari ibu ini hi hi hi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar