Mengapa terkadang kita merasa minoritas padahal ternyata kita mayoritas?
Mengapa terkadang kita merasa mayoritas padahal ternyata kita minoritas?
Ternyata semua itu tergantung dari sudut pandang pemikiran kita. Ketika kita menilai sebuah kejadian hanya berdasar kasus per kasus dengan lingkup kejadian yang sempit maka bisa jadi kita akan merasa menjadi minoritas. Yang parah bila kasusnya dinegatifkan maka kadang kita tergoda untuk menuduh dan menyimpulkan bahwa telah terjadi diktator mayoritas terhadap minoritas. Banyak kasus seperti itu terjadi terlebih lagi bila menyangkut soal SARA. Kadang kita benar-benar membatasi lingkup pemikiran kita menjadi seperti katak dalam tempurung. Padahal bila kita mau sebentar saja meluaskan lingkup pemikiran kita, open up our mind, dan melihat dunia, maka istilah mayoritas, minoritas, dan segala bentuk kediktatoran, tirani dan penindasan akan menjadi nisbi. Dimana siapa saja, dimana saja bisa menjadi subjek maupun objeknya. Terkadang segalanya hanya soal kejujuran nurani semata bukan soal siapa merasa mayoritas atau minoritas.
(Hanya sebuah pemikiran saya yang sederhana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar