Lokasi : Jl. Perintis Kemerdekaan, Makassar |
Apa yang sahabat pikirkan ketika melihat kedua foto yang saya tampilkan di atas? Pendemo bbm? Bukan, kurang tepat. Memang sih beberapa pemuda ini akan muncul ketika ada demo tapi mereka sebenarnya bukan bagian dari demonstran. Lalu siapakah mereka? Mengapa mereka memikul bilah kayu di tengah jalan seperti itu?
Lokasi : depan kampus UIM, Makassar |
Bayangkan ketika sisa-sisa ‘api unggun ban’ yang ada di foto itu masih berada pada tahap awal proses terbakarnya. Teronggok di tengah jalan utama, dirubung oleh para -oknum- mahasiswa (maaf saya sebut oknum karena saya yakin bentuk default mahasiswa pengunjuk rasa bukanlah seperti itu). Dengan adanya aktifitas tersebut kondisi jalanan pasti MACET. Sedangkan ketika saya melaluinya saja, ketika para oknum itu sudah tak nampak, arus lalu lintas masih lumayan padat meskipun cukup lancar. Apalagi ketika mereka ada di sana dan api menyala berkobar-kobar.
Nah, hubungannya dengan para pemuda yang memikul bilah kayu di atas tadi adalah, tidak, bukan, mereka bukan preman ataupun provokator. Justru mereka adalah penawar jasa mengangkat motor. Mengangkat motor? Iya, mengangkat motor! Makanya mereka berjalan dalam grup-grup seperti itu. Ya bayangkan saja, lha wong job-desk nya mengangkat motor kok! Mana bisa dilakukan seorang diri? Apalagi jika dilakukan di tengah kemacetan yang tak menyisakan ruang gerak, bisa saya duga bilah-bilah kayu yang mereka bawa yang ditujukan sebagai landasan untuk memindahkan motor tidak akan banyak membantu.
“Macet disana, Pak!”
“Putar balik?”
Begitulah mereka menawarkan jasanya. Siapa tahu ada diantara pengendara motor yang ingin menghindari kemacetan dengan pindah ke jalur sebelah dengan cara yang cukup radikal, mengangkat motor melewati pembatas tengah jalan yang lumayan lebar itu. Saya tidak tau siapa yang pertama kali mempunyai ide seperti ini tapi cukup masuk akal mengingat ruas jalan sepanjang jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar ini memang memiliki pembatas tengah jalan yang sangat panjang dan jarang memiliki tempat berputar. Jadi kalau terjadi macet ya tinggal pasrah saja, karena untuk menemukan tempat berputar ke jalur sebelah harus menempuh jarak yang cukup jauh, beberapa kilometer.
Berapa banyak motor yang mereka angkat ketika terjadi kemacetan seperti itu? Entahlah, saya tidak berkesempatan turun untuk mewawancarai mereka. Namun yang jelas saya sempat menyaksikan satu grup sedang beraksi di depan M’tos Makassar, mengangkat motor seorang bapak paruh baya untuk pindah jalur. Sayangnya ketika itu saya belum ngeh dengan profesi-dadakan tersebut makanya saya tak sempat mengabadikan gambarnya. Baru kemudian beberapa meter ke depan ketika begitu banyak pemuda dengan gaya yang sama berkeliaran di pembatas tengah jalanan, saya baru menyadari keberadaan para penawar jasa angkat motor ini.
Lokasi : Jl. Perintis Kemerdekaan, Makassar |
iya saya juga liat waktu itu. mereka dibayar?
BalasHapusentahlah, hima-rain. saya nda sempat turun dan bertanya :)
Hapustapi sepertinya sih iya, seharusnya hehehe
unik bener kak risa..
BalasHapusini sih kerjaan dadakan saat demo..
pas lihat kejadianny di perintis tempo hari, saya cuma bisa geleng2 kepala.. ^_^
**ada2 saja akal manusia kalo masalah nyari duit!! hehehe
sempat lihat juga yah, nurul ^_^
Hapusada aja ya cara mencari penghasilan :) tapi dibanding demo yg anarki lebih baik menolong orang
BalasHapusiya, mbak lidya ... akalnya pada spontan jalan melihat peluang hehehe
Hapushahaa...lucu bgt yah mb...
BalasHapusjasa pengangkat motor..ckckck
bener2 kreatif...tapi tidakkah para pendemu sadar, bahwa aksi mrk justru mengundang view yg sedikit menyesakkan...
belum tntu ketika para pendemo itu udah berada pada posisi penting tujuh atau 10 tahun ke depan, mereka akan lebih baik drpd para pjabat saat ini...hahaha..:P
ahaahaha ... itu dia, neng nick, mangkanya mahasiswa itu disebut i-d-e-a-l
Hapuskalo udah menyandang embel-embel nantinya mah, ga tau yah :D
ide bisnis bisa lahir di mana saja dalam situasi apapun :)
BalasHapusbetul betul betul ;p
Hapus