Aurum menapakkan selangkah kakinya di trotoar batu paving berlumut tipis.
Pertama kalinya sejak sepuluh tahun yang lalu.
“Selamat datang kembali, wanita ayu berkerudung ungu!” suara syahdu Ki Hujan terdengar menyapa dari kejauhan.
“Sekian lama aku tak melihatmu, masihkah kau mengingatku?”
Aurum mengedarkan pandangannya ke rerimbunan dedaunan yang saling tumpang
tindih membentuk kanopi. Ia menghirup aroma udara pagi. Bias senyum terpampang
di wajahnya. Kilas kenangan datang dan pergi memenuhi ruang pikirnya. Sepuluh
tahun lalu hampir tiap pagi ia bergegas melintasi trotoar kampus ini.
Melangkahkan kaki lebar-lebar membelah udara dingin yang berebutan menerpa
pipi. Membuatnya bersemu merah, segar.
“Sssrrtttt …. Ssrrrttt … Sssrrttt …,” terdengar suara mesin pemotong beberapa
jarak dari Aurum. Bau rumput segar yang tergilas bilah besi serentak menguar.
Wangi. Aurum menajamkan penciumannya, menikmati aroma yang sangat disukainya
sejak sepuluh tahun lalu. Yang seringkali dengan setia menemani derap
langkahnya mengejar mata kuliah pertama.
“Duhai, wanita ayu berhati lembut. Tidakkah kau dengar nyanyianku
menyambut?” Ki Hujan kembali menyapa
tak putus asa.
Aurum masih melayangkan pandang ke arah kanopi alam. Mata hitamnya
mencari-cari sesuatu.
“Ahh, kalian masih juga setia berdiri di tempat masing-masing. Memayungi
semangat muda yang haus ilmu. Menaungi idealisme seantero civitas akademika di
sini, menyejukkan. Tapi di manakah ia?” suara jernih Aurum terdengar mengalir.
Aurum berjalan semakin dalam mengikuti trotoar batu paving berlumut tipis
di sepanjang pintu gerbang kampus. Lalu tiba-tiba ia memekik perlahan, “Aha!
Kau di sana rupanya!”
Aurum sontak setengah berlari. Udara dingin pagi lembut membelai pipinya
mengiringi langkah ringannya menuju sebuah titik. Lalu ia berhenti. Napasnya
terengah namun di wajahnya terbit sebuah senyum lebar sembari berseru, “Ki Hujan!”
Danau Unhas, 22 April
2012
Ki Hujan : (samanea saman) salah satu
jenis pohon peneduh
namanya unik ya ki Hujan
BalasHapusiya lucu :)
HapusKayaknya kalau disini, yang disebut Ki Hujan bukan pohon seperti itu. Apa karena beda daerah ya, jadi beda penyebutannya.
BalasHapuskalau yang saya tampilkan di foto mungkin saja memang bukan ki hujan, mbak :))
HapusKi Hujan ? Pasti suka hujan2 atau pernah kursus pawang hujan ya nduk.
BalasHapusSalam hangat dari Surabaya
ha ha pakdhe bisa aja. tapi emang nama pohonnya gitu lho, dhe :)
Hapusbagus cerita yang berjudul Ki Hujan ini.... hmmm... saya suka membacanya mbak.....
BalasHapus"Ki Hujan....!"
alhamdulillah kalo ada yang suka :D
HapusNama pohonnya Ki Hujan? pasti sering dipke orang buat ngiyup kala hujan.. #ngawur#
BalasHapusOya, ikutan kontes saya ya Risa.. poto sembarang boleh kok :)
http://ceritayuni.blogdetik.com/2012/04/21/bloggerkartinian-potret-kartini-masa-kini/
eh saya koment pke akun gmail ya, soalnya gak ada pilihan buat blogdetik..
insha alloh ntar saya coba ikut deh, yuni :)
HapusSering liat pohon itu di Unhas kakak.... ^^
BalasHapusDekat Meskam... :)
D manaki tinggal kak??
yep! memang yang itu pohonnya ...
Hapustapi kurang tahu saya apakah itu ki hujan juga atau bukan?
(kalau fitrah bersedia tolong di cek-kan dong pohon apakah gerangan)
kalau ki hujan yang saya lihat ada di sekitar parkiran rektorat :D
Insya Allah kak... tapi sudah jarang ke Unhas ;)
Hapus