sumber gambar dari hasil googling |
Menjadi contoh dari sebuah kegagalan
itu sangat menyebalkan. Sungguh. Terlebih lagi bila hal itu dicetuskan oleh
orang-orang yang sesungguhnya sangat kita harapkan dukungannya. Lingkaran
terdalam, istilahnya. Adakah orang yang ingin gagal dalam hidupnya? Tentunya tidak.
Tapi toh hal itu tidak akan pernah cukup untuk menghentikan Tuhan menetapkan
kegagalan pada takdir hidup seseorang, kan? Sebagai bahan perenungan, sebagai
sumber pelajaran, sebagai telaga hikmah. Sunnatullah.
Meski tetap saja, menjadi contoh, semacam role
model, bagi sesuatu bernama kegagalan itu sungguh sangat menyebalkan
sekali! Terutama yang dilakukan secara negative, sinis, sepihak.
Taruhlah kalimat-kalimat seperti ini, jangan buru-buru menikah! kata seorang
ibu pada anak gadisnya. Selesaikan dulu
kuliahmu lalu KERJA, baru mikir nikah. Kalau sudah terlanjur nanti kamu
menyesal, apalagi kalau di belakang hari kenapa-kenapa dengan pernikahanmu.
Seperti si itu tuh!
Sesungguhnya tidak ada yang salah dari
prinsip yang dianut seorang ibu tersebut. Kecuali di bagian ketika ia menunjuk
‘si itu’. Coba saja tanyakan pada ‘si itu’, apakah ia merencanakan kegagalan dalam
hidupnya? Percaya 119%, pasti ‘si itu’ akan menjawab, TIDAKLAH! Dan jika saja
ia mau lebih berempati kepada ‘si itu’, coba saja perhatikan betapa setiap hari
dalam hidupnya ‘si itu’ mencoba, berusaha sekuat tenaga untuk berdamai dengan
segala ketentuan yang terjadi di hidupnya untuk sekadar tidak lagi berkata, why me? Atau untuk tidak lagi menyesali
mengapa dulu saya tidak begini, tidak begitu? Coba…
Sekali lagi, tidak ada yang salah
ketika seseorang berprinsip seperti itu. Saya pribadi juga kurang lebih akan demikian
kok. Hanya saja memosisikan seseorang yang ‘kebetulan’ gagal sebagai contoh tanpa
melihat sejarah dan latar belakang sesungguhnya secara fair, terlebih lagi
menjadikannya seolah mantra anti gagal, adalah sungguh sangat tidak adil
sekali. Bukankah takdir setiap yang bernyawa adalah unik? Siapa yang tahu
ketika seseorang menghindari satu hal ternyata olehNya dipertemukan dengan hal
yang lain? Maka ajarkanlah pada orang-orang yang kita sayangi bahwa apapun yang
kita lakukan, lakukanlah sebaik yang kita bisa dengan semangat ruhani dan niat
ilahi. Itu saja. Lakukanlah skala prioritas, dahulukan mana yang paling penting
untuk dicapai agar semua keputusan yang kita ambil bisa saling menguatkan bukan
saling menghancurkan. Dan jangan lupa sertakanlah selalu doa dalam setiap
langkah kita, sebelum, ketika, dan sesudah, agar selalu dijauhkan dari hal-hal
bernama kegagalan.
So please, jangan memandang ‘si itu’
serendah itu hanya karena semua kegagalan yang terjadi dalam hidupnya. Petiklah pelajaran terbaik darinya, gratis
tanpa imbalan apapun sebagai gantinya, tapi jangan hina dia. Kecuali kau
yakin bahwa selama sisa hidupmu tak ada hal semacam takdir kegagalan yang akan
menyapamu, maka ya terserahlah…
wah salah tuh...
BalasHapusaku malah nyesel telat nikah
jadi banyak keindahan yang tertunda...
emang dulu nikah umur berapa, mas?
Hapus*kok jadi kepo* ;p
iya ya...
Hapuskenapa ndak dari dulu nikahnya.. :D
Benar, banyak kegagalan yang dijadikan pembicaraan dengan awalan kalimat " Jangan contoh si Anu itu. Sekolah gak lulus2 malah nikah, emangnya istri dan anaknya mau dikasih makan apa ?"
BalasHapusGagal tak boleh menyebabkan kita rontok, tapi harus tetap semangat.
Salam hangat dari Surabaya
iya, pakdhe... harus tetap semangat :)
HapusHehe..
BalasHapusLha aku kok malah kebalik say,..setiap kegagalanku malah tak daftar di depan anak-anak, bukan apa-apa supaya mereka tidak mengulangi apa-apa yang kuanggap "kesalahan"
Yang penting berusaha yang terbaik, yakin dengan jalur yang dipilih. it's enough.
Siapa sih yang nggak pernah gagal? Berhasil di suatu bidang nggak berarti "tidak gagal" di bidang lain bukan?. Nikah muda, kalau niatnya benar, dan siap lahir batin,... Why Not ?? Yang penting outputnya jreng.
Katakan saja : Tunggu tanggal mainnya... Semangat!!
kalo itu sih iyalah, mbak saya juga gitu. mana mau aku anak2 melakukan 'kesalahan' yang sama :)
Hapushrs tetep semangat walopun pernah mengalami kegagalan ya :)
BalasHapusharus! :))
HapusBEtul2 sob, belajar dari kegagalan orang lain seperti sekolah gratis hehehe...
BalasHapusaha, benar ... sekolah gratis :))
Hapusaku juga agak telat hehehe maunya nikah muda
BalasHapuseh ngomong2 kita seumur rupanya ya, mba lidya ^^
HapusSi itu atau siapapun juga gak mau gagal kok ya...
BalasHapusSemua sudah digariskan, tgl kita ambil hikmahnya ;)
betul betul betul
Hapusmemang ada orang yang selalu beruntuuung mulu, trus ada orang yang apesss mulu, cuma kalau namanya "hidup tanpa perjuangan" it just like watch horror movie without scream, justru di sana itu yang di sebut "kehidupan"
BalasHapusyuhuuuu, keren pagenya, trus itu fotonya di tulis lagi "dari google", jujur bgt ya,
see ya, oh ya this my page kalau mau main, http://lunaticmonster.wordpress.com/
hahaha ... jujur kan mata uang dunia :))
Hapustapi beneran harusnya gimana sih mencantumkan sumber foto itu?
kayaknya tak ada manusia yang nggak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya ya mbak..:)
BalasHapussetuju dengan mbak risa, yang terpenting kita selalu berusaha melakukan yang terbaik semampu kita, selanjutnya Allah yang akan menentukan hasil akhirnya.
iya mbak yang penting saling memetik hikmah .. :)
Hapussalam sukses gan, bagi2 motivasi .,
BalasHapusjujur dalam segala hal tidak akan mengubah duniamu menjadi buruk ,.
ditunggu kunjungan baliknya gan .,.
yap .. jujur tak pernah rugi :)
Hapusorang yang belajar dari kegagalan biasanya semangatnya lebih besar ya mbak...
BalasHapusiya, kang .. seharusnya...
Hapushmmm... setuju sama tulisan ini mbak, lagi ngadepin kasus yg mirip2 juga nih, jadi bikin merenung.....
BalasHapuswah, semoga semua baik2 saja mba :)
HapusRole model kegagalan? Saya tertarik dengan tulisan ini terutama pada penggambaran tetangga atau contoh orng lain yang dijadikan model atau menurut konsep pemikiran saya adalah membanding bandingkan kegagalan orang lain dengan potensi kegagalan yang mungkin akan kita alami.
BalasHapusMungkin dalam penafsiran saya adalah jangan sampai kita mengalami kegagalan seperti yang dialami oleh si "itu" atau tepatnya orang atau pihak lain yang kita anggap sudah "gagal". Menurut pendapat saya keberhasilan dan atau kegagalan orang lain bisa menjadi contoh hidup bahwa perjuangan harus segera dimenangkan. Sukses dan gagal adalah dua kata yang bertolak belakang dan hanya ada satu pilihan dari kedua opsi itu. Mau gagal atau mau sukses? Itu menurut pemikiran sederhana saja dari saya. Berbagi pendapat :))