Kamu wanita? Atau perempuan? Wanita atau perempuan? Dengan kata apa
kamu lebih suka disebut? Saya pribadi, apa saja, asal dipastikan label yang
mengikut di belakangnya adalah baik. Misalnya, perempuan blogger, wanita suka
nulis, perempuan sayang anak, wanita penyuka coklat. Begitu. Semua kedengaran
bagus-bagus saja di kuping saya. Menurutmu?
sumber foto : http://khaulahmuslimah.blogspot.com |
Menarik membincang kedua kata tersebut,
wanita atau perempuan? Meski sejatinya (menurut saya) keduanya memiliki makna yang sama saja yaitu satu dari dua jenis makhluk bernama manusia ciptaan Tuhan, benar? Wanita atau perempuan, itu hanya permainan bahasa semata, sinonim. Namun semakin canggih dunia, terkadang kita justru senang
kian meruwetkan kehidupan. Wanita atau
perempuan, kenapa mesti diperdebatkan (sejak sekitar satu dekade lalu)? Seolah
kompleksitas masalah lain yang lebih urgen masih kurang banyak saja.
Ada yang bilang sebutan perempuan itu
lebih mulia ketimbang wanita (kata seseorang di televisi beberapa tahun lalu). Apa iya, batin saya. Karena wanita itu berarti wani ditoto-toto
(Jawa, berani diatur-atur) sementara perempuan bermakna empu (tuan), kata
seseorang lainnya juga di televisi beberapa waktu lalu. Nah, tinggal saya yang
jadi geli sambil sedikit sarkas, katanya
berjiwa nasionalis kok malah masih bawa-bawa makna bahasa daerah sih! Padahal
andai saja seseorang itu melihat kamus bahasa Indonesia dan mencari tahu bagaimana
kata wanita, perempuan, dan empu diartikan di sana, kira-kira apa ya reaksinya?
wanita
n perempuan dewasa
perempuan
n
1 orang (manusia) yang mempunyai puki, dapat
menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan meyusui; wanita; 2 istri; bini
empuan
kl
n perempuan: engku
(tengku) ~, sebutan istri raja
(sumber
: KBBI)
Intinya mbulet, berputar-putar disitu-situ saja karena memang artinya sama. Menurut saya lho. Lebih aneh lagi (bagi saya) ketika kata-kata itu dihubung-hubungkan dengan isu kesetaraan gender, feminisme, hingga emansisapi
eh sipasi. Wes, mbuh lah…. Pikirno dewe, mumet aku :D
Btw, saya jadi terpikir ketika pemaknaan
penyebutan semacam ini mengemuka beberapa tahun lalu, bagaimana ya perasaan
pemilik-pemilik merek yang menggunakan label ‘wanita’? Sebut saja tabloid ‘Wanita
Indonesia’. Nah lho! Saya yakin mereka tidak setuju. Karena kalau setuju
sekarang brand tersebut pasti sudah jadi ‘Perempuan Indonesia’ hehehe.
Well, tidak bisakah kita memandang
kedua kata itu, wanita atau perempuan,
murni sebagai bahasa Indonesia biasa saja, seperti halnya kata pria dan lelaki?
Tak usahlah ditendensi apa-apa. Adapun predikat-predikat buruk semacam wanita
tunasusila, perempuan panggilan, and whatsoever, itu kan lekatan yang bisa
dirangkaikan pada sebutan mana saja. Atau daripada demikian repot pakai saja
bahasa asing, nisaa’ (Arab) mungkin,
atau woman/lady (English). Bagaimana?
PS : Cuma sebuah pemikiran saya yang
basi, no hurt feeling yaa J
kalau perempuan untuk semua umur ya, wanita hanya perempuan dewasa
BalasHapusSering kan ya waktu ngisi form kadang2 ada tulisan Jenis Kelamin : mau ngisi perempuan atau wanita sama saja kan?
BalasHapussetuju bgt mak,
BalasHapuskita liat saja artinya sama.
Kalo liat konotasi lain sih itu tinggal persepsi masing2 aja.
yah, kalo aku sih lebih anggun menyebut kaum hawa itu dengan kata perempuan, karena pasti lebih anggun.. misalkan saja Perempuanku akan lebih anggun dari pada wanitaku yang terkesan nakal dan artinya juga berbeda yang di cerna oleh otak kita..
BalasHapusTapi terkadang sebagian memang kurang pas.. dan itulah yang di sebut dengan melemahkan bahasa sendiri