Menulis itu, ibarat mengulur pancing di segara tinta. Sebagai penulis amatir, sungguh besar
harapan saya agar karya-karya yang saya hasilkan bisa ikut meramaikan semesta
raya dunia kepenulisan. Menganalogikan diri saya sebagai nelayan yang melaut di
samudera, menebar pancing menjala ikan, demikian pula yang saya pikir harus
saya lakukan. Atas tulisan-tulisan yang telah berhasil saya produksi, saya ibaratkan sebagai umpan, maka yang
perlu saya lakukan adalah mengaitkannya di ujung kail untuk kemudian
melemparkannya ke segara, segara tinta. Segara tinta yang saya maksud tentu
saja adalah penerbit maupun media.
sumber foto : fanspage Indonesian Photography |
Lalu setelah itu apa? Tentunya
menunggu. Menunggu apakah umpan yang saya tebar itu akan disambar oleh
ikan-ikan yang saya incar. Apakah begitu saja? Ya, kurang lebih seperti itulah.
Karena saya tak pernah tahu seperti apa garis nasib tulisan-tulisan yang saya
buat itu. Erat kaitan dengan jalan rezeki saya? Ya, tentu saja, tak perlu
diragukan lagi.
Sekali sebuah tulisan diumpankan, maka
yang bisa saya lakukan hanya menunggu. Persis seperti seorang pemancing
menunggui kail. Hanya bedanya, proses menunggui sebuah tulisan menemukan ikan
yang tepat tidak sesingkat waktu yang dibutuhkan seorang pemancing betulan
untuk mendapatkan ikan. Terkadang seminggu umpan berhasil disambar ikan, namun
kadang butuh waktu berbulan-bulan atau bahkan berakhir tragis, tidak ada ikan
yang bersedia memakan umpan!
Jika demikian lantas bagaimana? Ya tak
apa-apa. Ada berjuta-juta ikan menghuni segara, pasti akan ada satu yang lapar
dan mau menerima umpanan kita. Jika pun hal itu terjadi usah frustasi apalagi
berputus asa, periksa kembali umpannya, mungkin saja salah sasaran. Berharap
memancing kakap tapi kita mengumpan cacing, ya nggak nyambung kali cing!
So, just keep write and don’t give up!
#NTMS
kalo menurutku, penulis itu seperti ''Tuhan''
BalasHapusduh malu sampai saat ini aku belum bisa menulis
BalasHapusmenunggu momen ya
BalasHapus>,</
"ide itu ibarat binatang buas, perlu di ikat dengan tali dan dikandangkan dengan pena. Jika tidak akan kbaur dan menghilang begitu saja"