Judul : A Street Cat Named Bob
Penulis : James Bowen
Penerbit (terjemahan) : PT Serambi Ilmu Semesta
Tahun Terbit : 2012
Jumlah Halaman : 318 halaman
ISBN :
978-979-024-393-4
Sinopsis
A Street Cat Named Bob adalah sebuah novelisasi kisah nyata.
Kisah nyata mengenai kehidupan seorang pemuda bernama James Bowen bersama
kucingnya, Bob. Bob masuk dalam kehidupan James ‘tanpa disengaja’. Tanpa
diundang, pada suatu sore, tiba-tiba saja Bob, si kucing jantan berbulu jingga
itu, tampak bergelung santai di atas salah satu keset di pondokan tempat James
tinggal di wilayah London. Tadinya James ragu apakah ia hendak memelihara Bob
atau tidak, mengingat ketidakjelasan identitas Bob, apakah ia kucing peliharaan
yang kabur ataukah kucing jalanan biasa saja. Namun setelah berupaya mencari
pemilik Bob –yang mana hasilnya semua
nihil– dan juga memberi kebebasan pada
Bob –terserah apakah ia ingin
tinggal atau pergi–, akhirnya secara resmi James memelihara Bob.
(Insert
: Menarik menerjemahkan kata “resmi memelihara hewan” versi negeri Inggris ini.
Di sana mereka bersedia repot-repot untuk membasmi kutu yang ada di badan si
kucing secara medis, mengebirinya, serta menanam microchip yang berisi
identitas si kucing. Sepertinya mudah saja menemukan klinik hewan beserta para
petugasnya di sana untuk segala keperluan tersebut. Ahh … betapa sangat
melegakannya, ya?)
Harus kuakui, Bob ini memang memesona. Saya membeli buku ini awalnya juga karena kepincut covernya hehehe |
Kenyataannya adalah sejak pertemuan
pertama tersebut Bob tak pernah pergi dari James. Ia menyenangi tinggal bersama
James dan demikian pula sebaliknya. Boleh dikatakan mereka berdua seolah
sengaja dipertemukan untuk saling melengkapi. Bob yang homeless dan James yang butuh kawan.
James sesungguhnya bukanlah seorang
yang sebatang kara. Ia sebenarnya memiliki keluarga, ibu dan keluarga baptisnya
yang tinggal di Australia. Mereka pun bukan orang-orang yang kekurangan. Namun,
sejak remaja, broken home dan hidup yang nomad membuat James pada akhirnya
menghabiskan hidupnya dalam kesia-siaan, menghancurkan diri hingga terjerat
perangkap narkoba. James bahkan sengaja menjauh dari semua keluarganya dengan
memilih pindah ke Inggris.
Beberapa tahun terakhir, pada akhirnya
James bertekad untuk keluar dari segala kekacauan hidupnya. Ia pun berupaya
untuk sembuh dari kecanduan dengan mengikuti semacam program rehabilitasi. Dan
untuk menyambung hidupnya yang sekarang, pemuda berambut gondrong ini sehari-harinya
bekerja sebagai pengamen di kota London.
Bertemu, atau tepatnya dipertemukan
dengan Bob, sungguh menjadi berkah tersendiri dalam kehidupan James. Terutama
sejak ia membawa kucing tampan dan jinak itu bekerja. Tentu saja Bob tidak ikut
mengamen, ia hanya menunggui Bob sembari bersantai, kadang di dalam tas
gitarnya, kadang nongkrong di bahunya. Banyak orang terpikat pada Bob, para warga
setempat, tua, muda, apalagi para turis! Sebagian dari mereka bahkan sering
meminta foto bersama Bob. Saking seringnya akhirnya James dan Bob pun punya
pose khusus tiap kali ada yang hendak mengabadikan gambar mereka. Selain
sekadar minta foto, terkadang orang-orang itu menyisipkan uang lebih bagi James
agar bisa membelikan makanan yang enak-enak untuk Bob! Sungguh kucing pembawa
rezeki…
Namun seperti halnya kehidupan normal
lainnya, pasti ada saja cobaan yang harus dihadapi. Demikian pula halnya dengan
James dan Bob. Dalam perjalanannya, sesuatu hal terjadi sehingga James tidak
memungkinkan untuk mengamen lagi. Lantas bagaimana cara James memenuhi
kebutuhan hidupnya, apalagi saat ini ada Bob yang menjadi tanggungannya?
Penilaian Saya
Seperti lazimnya novel-novel
terjemahan, membaca buku ini, kita akan merasakan pengalaman berbahasa
Indonesia yang sesuai eyd, meski itu dalam dialog-dialognya. Saya pribadi
selalu menyukainya, jujur saja, keadaan
ini, yaitu membaca dialog dalam bahasa Indonesia yang baik.
Untuk laju alur, mengingat kisah nyata
ini begitu ‘sederhana’, mungkin saja akan ada sebagian
pembaca yang
menganggapnya lambat. Maksud saya, ya
ampun orang ini hanya bercerita soal dirinya dan kucingnya, setebal 300an
halaman, apa yang begitu menarik? kira-kira begitu. Ah, tapi bagi saya
menarik-menarik saja, buktinya saya sanggup menyelesaikan bacaan ini.
Adapun mengenai moral message of the book, saya rasa pesan mengenai kebersahajaan
hidup, cukup kental tersurat melalui novel ini, apalagi kita sama tahu bahwa
yang dikisahkan merupakan cerita nyata seorang James Bowen. Bahkan banyak
dokumentasi mengenai mereka bisa kita temukan di jejaring sosial youtube.
Dan, oh, ya, satu lagi buku ini aman
dikonsumsi semua umur.
Nah, jadi sekarang terserah kepada
keputusanmu, apa kamu berminat membeli buku A
Street Cat Named Bob ini? J
Hai, aku juga kucing jantan berbulu jingga, tapi namaku bukan Bob. Aku Zombie... |
waah kisah nyata james brown ya ..
BalasHapuskeren review nya ..
Kucing manisnya ko namanya Zombie :P
Hihi.. kok Zombie sih..
BalasHapuseh, baca review ini jadi ingat buku "Dewey" ,tentang kucing juga.
aku jadi keinget sama film puss in boots itu lo mbak.. sama-sama kerennya .... reviewnya tak kasih jempol.. kerennn
BalasHapuswuih keren, aq suka bgt ama kucing apalagi garfield, jd pengen nulis ttg kucing...xixixi
BalasHapuslucu banget muka kucingnya. kalau cerita tentang kucing ditulis dengan bahasa yang enak pembaca pasti gak bosan ya
BalasHapusceritanya kayaknya keren
BalasHapustapi 300 halamannya itu yang bikin ngeper duluan
hehehe
kucing yang manis
BalasHapusMу brothеr recommеnded I mіght like thiѕ blog.
BalasHapusHe wаs totally right. This post аctuallу made my day.
Үou can not imagine simρlу how much time ӏ
had spent for this info! Thаnks!
Also viѕit my blog ... garden center jobs
keren gan, jangan lupa kunjungi sinopsis terupdate www.sinopsisfilm.club
BalasHapus