18.3.12

BATIK : Masterpiece sang Maestro, asli Indonesia!

Tak pernah terbayangkan bila saya terlahir dan menetap bukan di negeri ini. Indonesia. Sang zamrud khatulistiwa. Negeri elok yang membentang luas di lintasan dua samudera dan dua benua, dengan segala pesonanya. Lanskapnya yang rupawan, bertabur nuansa alam eksotis dimana-mana. Iklimnya yang ramah, dengan limpahan cahaya mentari hangat hampir sepanjang tahun dan curahan air langit yang cukup. Dan yang paling menakjubkan adalah meruahnya harta karun yang tersebar hampir di segala penjuru tanah dan airnya. Gunung emas raksasa yang berkilau-kilau, minyak-gas-barang tambang penyuplai energi kehidupan, rimba raya hijau penopang napas bumi … semua seolah sengaja dinomplokkan khusus untuk negeri ini. Menggelitik iman.
Dipadati oleh sekitar dua ratus juta populasi, menjadikan negeri Indonesia juga bergelimang khazanah kebudayaan. Ribuan suku yang menghuni segenap pelosoknya dengan aneka jenis tradisi unik yang berbeda-beda. Pernikahan, kelahiran, kematian, tetabuhan, tari-tarian hingga busana adat, semuanya beragam menggambarkan identitas khas masing-masing daerah.
Bila dirunut ke belakang, usia dari aneka kebudayaan yang menghiasi kebhinekaan di negeri ini tentunya telah sesepuh para leluhur. Sebut saja tradisi menenun songket di beberapa daerah di pulau Sumatera, atau tradisi menganyam noken di pedalaman Papua hingga tradisi membatik di pulau Jawa. Siapa yang tahu persis kapan tepatnya tradisi-tradisi tersebut dimulai? Oleh generasi nenek moyang yang ke berapa? Penelitian boleh dilakukan, para ahli boleh berdebat menentukannya, namun satu hal yang pasti semua kekayaan budaya itu masih bisa kita kenal dengan sangat baik hingga sekarang. Yang berarti bahwa ada yang selalu peduli untuk memastikan segala tradisi itu tetap abadi, terwariskan turun temurun hingga sampai pada generasi kita kini.
Ya! Diwariskan dan diperkenalkan terus menerus. Dijadikan tren yang up to date, sehingga generasi muda mau menerimanya. Agar tak kalah pamor dengan tradisi asing yang lebih gencar menarik hati. Akan menjadi satu pembahasan yang sangat panjang jika kita membahas semua tradisi yang ada di negeri ini. Jadi pada kesempatan ini mari kita mengerucut pada satu hal saja, tentang batik.

BATIK : Sebuah Masterpiece

Hingga beberapa tahun lalu, bila kita menyebut kata batik adakah anak muda yang mau melirik? Jarang. Karena batik hingga saat itu hanya identik dengan, nenek-nenek di kampung, atau orangtua yang hendak kondangan. Selera yang terlampau ‘dewasa’. Sangat berbeda dengan keadaan sekarang. Seolah menabrak tradisi yang membuatnya tampak kuno, batik Indonesia kini tampil menggebrak. Dari yang tadinya terbayang dalam pikiran kita hanyalah selembar kain yang paling banter akan bertransformasi menjadi kemeja formil atau kain bawahan pendamping kebaya, kini batik banyak dipuji para desainer kelas dunia, populer dimana-mana bahkan sempat menjadi rebutan identitas kebudayaan! Menakjubkan.
Demikian pula dari sisi tampilan, kini batik bukan hanya sekadar jarik yang berfungsi menjadi semacam pakaian wajib para simbah di kampung, namun batik mampu menjelma menjadi gamis-gamis trendi, tas-tas keren, ornamen interior, bahkan corak batik Indonesia pun telah merambah peralatan makan hingga mug! Begitu fashionable.
Bahkan saking populernya batik Indonesia sekarang ini hingga membuat pemerintah akhirnya melindungi tradisi yang satu ini dan mendaftarkannya secara resmi pada UNESCO agar diakui sebagai kebudayaan asli Indonesia. Tidak main-main karena ketika dunia menyaksikan batik Indonesia pada umumnya mereka akan tercengang oleh keindahannya.

Seni corak batik Indonesia


Corak batik Indonesia yang memukau dan unik biasanya memiliki filosofi tersendiri dibaliknya. Sebagai contoh batik bercorak Parang (Jawa) yang identik dengan status kebangsawanan sehingga jaman dahulu hanya keluarga ningrat yang berhak memakainya. Kemudian corak Megamendung (Cirebon) yang terinspirasi dari lukisan awan sebagai simbol keluasan dunia atas. Dan yang menarik dari corak Megamendung ini adalah ia merupakan akulturasi dari kebudayaan setempat dengan kebudayaan asal China, negeri asal sang permaisuri raja kala itu.

contoh corak megamendung
Seiring perkembangan zaman, corak batik semakin beraneka ragam, bukan sekedar terinspirasi dari filosofi raja-raja semata namun telah menjadi simbol khas tiap daerah secara garis besar, dari ujung barat sampai timur Indonesia. Bahkan kini bila kita mengunjungi pulau Papua sekalipun kita akan dapat menemukan batik di sana dengan corak burung cendrawasih atau tifa!

Seni proses membatik

Selain keragamannya, yang tak kalah menarik dan luar biasa dari seni membatik adalah proses untuk menuangkan inspirasi corak ke dalam sehelai kain. Dimana untuk  menghasilkan sehelai batik dengan corak yang apik, rapi dan teliti, diperlukan tahapan-tahapan tertentu. Sejak dari proses penulisan, pewarnaan hingga menjadi sehelai kain utuh benar-benar membutuhkan keterampilan dan ketelatenan yang khusus. Bahkan konon pada zaman dahulu sebelum membatik terkadang dilakukan terlebih dulu ritual khusus seperti puasa dan bersemedi agar memperoleh ilham dan inspirasi.
Proses pertama yang ditempuh untuk menghasilkan kain batik tentunya adalah melukis di atas sehelai kain. Molani. Pada batik jenis tulis proses ini dilakukan manual menggunakan canting hingga memenuhi keseluruhan kain. Bila dianalogikan kain sebagai kanvasnya maka canting adalah kuasnya dan lilin cair sebagai tinta lukisnya. Corak yang teratur, berulang dan berpola serta presisi penempatannya membutuhkan kemampuan seni dan konsentrasi tinggi agar tidak amburadul hasilnya. Bayangkan betapa njelimetnya proses tersebut! Namun justru disitulah letak ketinggian seni dari kain batik yang kelak dihasilkannya. Bak sebuah masterpiece dari seorang maestro, asli Indonesia!

corak bebetuan beureum (priangan)

corak sidoasih sungut (yogya)
Setelah sehelai kain selesai dilukisi dengan corak batik yang diinginkan maka tahapan selanjutnya adalah proses pewarnaan. Batik dalam lingkup keraton dengan corak parang misalnya, mulanya cenderung berwarna lembut, alami, warna-warna tanah seperti nuansa coklat, hitam atau putih. Sementara batik dari daerah pesisir seperti corak megamendung cenderung berwarna terang seperti biru atau merah. Namun pada perkembangannya kini warna telah menjadi suatu hal yang universal, murni menjadi pilihan masing-masing tergantung selera.
Kemudian rangkaian proses akan diakhiri dengan meluruhkan lilin pada kain yang tadi dipakai untuk melukiskan corak. Ngelorot. Setelah melewati tahapan ini maka terciptalah sebuah karya seni tingkat tinggi, sehelai kain batik Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman yang serba cepat dan instan dan juga kebutuhan kain batik yang semakin meningkat akhirnya proses tradisional batik dengan cara dilukis manual atau dikenal dengan batik tulis pun kian berkesinambungan dengan kemajuan teknologi. Dalam artian kini keseluruhan proses dapat dipermudah dengan teknik cap ataupun printing. Tak ada yang berkurang dari sisi keindahan dan keragaman corak, namun di sisi lain tantangan bagi kita sebagai generasi muda tentunya diharapkan dapat terus melestarikan tradisi asli dari membatik secara tradisional. Jangan sampai tradisi yang telah turun temurun ini pada akhirnya lenyap tergilas roda zaman. Semoga.



Sumber bacaan :
Sumber gambar :
http://batikindonesia.com

Tulisan ini disertakan pada lomba Blog Entry bertema Batik Indonesia, kerja sama Blogfam dan www.BatikIndonesia.com

31 komentar:

  1. I love batik.. :)

    Saya menggunakan background blog sy dengan batik. Mari kita turut serta menduniakan batik dengan nge-blog :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sudah lihat batiknya ... very nice :)
      salam blogger!

      Hapus
  2. Merasa bangga dengan warisan yang begitu luar biasa, batik. Saya suka dengan batik, tak terbatas dalam acara resmi saja, batik enak di kenakan kapan saja.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. great ... :)
      makasih kunjungannya ^^

      Hapus
  3. semoga sukses ya mbak dgn kontesnya. kalau bukan kita siapa lagi yang bisa melestarikan batik

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin, makasih doanya mbak lidya :)

      Hapus
  4. saya juga suka batik lho mbak, sukses kontesnya ya mbak

    BalasHapus
  5. mbaaak, aku suka banget sama motif megamendungnya hahahaha. ada kupu2nya sih. hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. sok ateuuh langsung aja menuju tekape, pesenin aku juga ya ciiii ;p

      Hapus
  6. wah moga menang nih ngontesnya mbak. . . . :)

    BalasHapus
  7. Semoga menang ya mbak...
    Aku baru tau itu molani, ngelorot :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin, makasih doanya una :)
      *aku juga baru ngerti setelah membaca sana-sini untuk keperluan nulis postingan ini hehehe

      Hapus
  8. Halo, ka Risa.. ^^
    Sukses juga ngontesnya.. Wkwkwk

    Aku sih masih payah kalo bikin artikel, hehe.. :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. tapi keren kalo bikin cerpennnn :))
      selamat ya, dear masuk komcin3
      ajarin dong nulis komedi, saya bener2 mati kutu nulis cerita lucu soalnya xixixi

      Hapus
    2. Awwww, selamat!!!! Kakak menang!!! XD
      Kereeen. Hahaha. :))

      Hapus
    3. hahahaha ... kamu juga kereeenn xixixi

      Hapus
  9. Good luck yah, moga menang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin ... alhamdulillah makasih udah didoain kk ^^

      Hapus
  10. Betul banget, sekarang batik lebih beragam coraknya dan lebih modern. Aku suka batik, punya rok motif batik pekalongan warna ungu. jadi rok andalan hehe
    Sukses ya kontesnya.
    Salam kenal, aku tunggu kunjungan baliknya :)

    BalasHapus
  11. Selamat buat para pemenang lomba Batik ini, terutama sama juara 1-nya, heibat euy. Postingannya mantaaabeh.

    BalasHapus
  12. Saya senang dengan BATIK. Saya bahkan membeli beberapa batik dari kota lain saat berkunjung ke kota itu. Saya punya batik BALI, dan Batik dari Jogjakarta. Terakhir saya dapat kiriman Batik dari Madura. Batik kagak ada matinye. Saya senang Batik. Indonesia bangedsssss

    BalasHapus
  13. Bagus artikelnya :)

    BalasHapus
  14. setelah kuperhatikan, ternyata aku komen pake blog baw...

    Leyla :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahihihi ... gpp mba .. aku jadi berbunga2 dikomen ama baw ;p

      Hapus
  15. ngomongin soal batik, tapi aku kalo pake batik paling2 setiap hari jum'at atau pas lagi ada kondangan :D

    harga vertical blind

    BalasHapus