Apa alasan yang biasanya membuatmu
membeli sebuah buku? Saya banyak. Kadang karena penasaran, kadang karena saking
anehnya sebuah buku menurutku, kadang karena saya mengenal penulisnya, kadang
karena ingin saja. Macam-macam. Adapun alasan ketika saya memutuskan membeli The Jacatra Secret, terus terang adalah
karena ada label 'segera difilmkan' di bagian luar plastik pembungkus buku itu.
Oke, kenapa bisa buku ini dikata akan
segera difilmkan?
Membaca prolog The Jacatra Secret, rasanya telapak kaki saya mendadak dingin.
Dingin karena tegang. Sebuah ritual satanic digambarkan di dalamnya. Amboi!
Kemudian masuk ke bab selanjutnya, saya disuguhi sebuah kasus pembunuhan
seorang profesor, pejabat Bappenas. Oke, sampai di situ saya pikir saya sudah
paham kenapa buku ini akan segera difilmkan :)
Sayangnya, memasuki bab-bab
selanjutnya ekspektasi saya akan aksi-aksi atau apa pun itu yang menegangkan
sedikit tertunda. Penulis justru menghadirkan banyak sekali penjelasan sejarah
melalui tokoh utamanya yang bernama John Grant. John Grant adalah seorang ahli
simbol (di buku disebut simbolog, saya lebih suka menyebutnya ahli simbol) dari
Amerika. Pria asing yang tengah berada di Indonesia dalam rangka menjadi nara
sumber sebuah seminar. Menyimak penjelasan sejarah yang diungkapnya di acara
seminar, juga yang dibicarakannya secara privat bersama kawan wanitanya,
Angelina Dimitreia, jujur saja adalah bagian terberat bagi saya dalam melalap
novel ini. Mau dilewatkan, sayang, mau dibaca sungguh-sungguh kok mata saya
rasanya digantungi kapak. Saya bahkan kadang berseloroh sendiri, apa
jangan-jangan buku ini mengandung bubuk tidur ya? Bukan, bukan! Bukan berarti
buku ini buruk! Sayalah yang sepertinya tidak kuat membaca sejarah. Atau
mungkin juga karena saya biasanya baru sempat membaca ketika tanggung jawab
saya di rumah sudah selesai. Itu berarti jam 9 malam, dengan kondisi fisik yang
juga sudah lelah hehehe. Makanya ngantuk.
Saya tidak mengada-ada ketika
mengatakan bahwa sejarah yang dituliskan di buku ini sebenarnya sangat menarik.
Kalau kita sering mendengar bahwa angka 13 berarti angka sial, dalam buku ini
dijelaskan bahwa kisah yang tersimpan dibelakangnya menyatakan justru adalah
sebaliknya! Pada awalnya, angka 13 adalah angka kesayangan, angka yang
menyimbolkan sesuatu yang sakral, salah satunya Yesus dengan kedua belas
muridnya...
Setelah berhasil melewati bab-bab yang
cukup berat, kisah dalam novel ini pun mulai mengalir sesuai harapan saya.
Action! Sampai selesai kita akan menemukan aksi kejar-kejaran antara tokoh baik
dan penjahatnya.
Entah akan jadi seperti apa nanti
filmnya. Entah akan divisualisasi seperti apa aksi-aksi yang bersetting di
ibukota negeri ini. Entah. Harapan saya sih, sebuah film semacam National
Treasure atau The Da Vinci Code, begitulah. ;)
Oiya, sebagai informasi, ulasan saya
mengenai buku ini sempat dimuat di Koran Jakarta (bisa dibaca di sini : http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/129925) Berhubung keterbatasan ruang maka
saya pikir bagus juga kalau saya tulis tambahan ulasan di blog ini. Terlebih
lagi beberapa kawan bertanya, masa sih nggak ada kekurangannya buku ini? Dan
tentu saja sekalian menjawab tantangan Ila Rizky dalam Project Battle Challenge
#31hariberbagibacaan :D
Enaknya jadi pembaca adalah ketika ada
ganjalan yang kita rasakan dalam membaca sebuah karya, kita tinggal
berkomentar. Tapi bukan berarti hal itu kita lakukan untuk menjatuhkan, kan?
Tidak semua komentator begitu. Bagi saya pribadi, ganjalan saya terhadap novel The Jacatra Secret ini adalah soal
tokoh-tokohnya. Kenapa yang jadi tokoh utamanya nyaris orang asing semua? John
Grant (Amerika), Angelina (Perancis), dan Sally (Uzbekistan), ketiganya jelas
orang asing. Meski Angelina diceritakan adalah peranakan Minang - Perancis,
tapi tetap saja statusnya warga asing : lahir, besar, dan menetap di luar
negeri. Tokoh lokal yang cukup sentral hanyalah Kasturi, seorang veteran yang
menjadi pelindung ketiga orang asing tersebut. Jadi bagi saya terasa sedikit
janggal ketika keempatnya bertekad untuk mencegah para freemason merusak negeri
ini. Apa ini berarti kemudian mereka akan tinggal di Indonesia?
Judul Buku : The Jacatra Secret
Penulis : Rizki Ridyasmara
Penerbit : Bentang Pustaka
Terbit : Cetakan I, Juli 2013
Tebal Buku : x 438 halaman
ISBN : 978-602-7888-46-3
waa aku blum pernah lihat buku ini lho... ng ng tebel juga ya. than u resensinya yaw
BalasHapusAhaiii...ulasan Njenengan selalu bikin penasaran Mbak. Jadi gimana? waaah malah penasaran nih ama filmnya. Novel-novel seperti ini, kayaknya saya butuh perjuangan untuk membacanya.
BalasHapus438 halaman..?
BalasHapusItu novel pengantar tidur buat aku
Baca selembar langsung jadi bantal :D
Nggak terasa davinci code ksn? Kalo iya kok agak gimanaaa gitu. Tapi secara baca ulasannya mbak risa kok emang mirip tdc ya.?
BalasHapuswooow tebel juga,,dulu sih betah baca yg tebel2,,gak tau deh sekarang :p
BalasHapusbut nice resensi kakaaak,,keep writing,,n pinjem bukunya,hehe :p
salam EPICENTRUM
mampir lagi ya kakak makasih :))
cukup tebal ya bukunya :)
BalasHapusHmmm ini versi lengkapnya ya ... ini lebih bagus Icha daripada yang dimuat itu, ini lebih lengkap. kekurangan sebuah buku menurut peresensinya harusnya kan dimuat juga biar penulis dan penerbitnya puya masukan yang fair bukan hanya puja-puji ^__^
BalasHapushmm, simbol2 ya mba? aku liat di tobuk kemarin pas main, jadi penasaran sama buku ini.
BalasHapus