Beberapa bulan lalu, ayah saya
tercinta didiagnosa gejala stroke ringan oleh dokter. Sebelah kiri tubuhnya
mengalami gejala seperti kesemutan. Selama sekitar tiga bulan sejak penyakit
itu menyerang, hingga kini belum juga secara total menghilang. Padahal tidak
sedikit obat-obatan yang beliau konsumsi sesuai petunjuk dokter. Untung saja
sebagai seorang pensiunan BUMN seluruh pengobatannya ditanggung oleh kantornya,
jadi beban biaya tidak terlalu terasa. Alhamdulillah.
Banyak orang ketika masa mudanya berlomba-lomba
mengejar harta seolah hal itu adalah sesuatu yang paling penting di dunia.
Dengan dalih demi masa tua, beberapa di antara mereka begitu sibuknya hingga
melupakan perkara-perkara yang jauh lebih krusial. Bukan berarti hal itu salah.
Kita boleh saja merasa harta adalah yang terpenting, entah dengan dalih apa
pun, namun yakinlah ketika seseorang memasuki masa tua sesungguhnya harta yang
jauh lebih utama adalah kesehatan. Sehat jasmani, sehat rohani, sehat iman.
Dengan kesehatan, segala kebutuhan hidup bisa diusahakan, sementara jika kesehatan
melayang, harta akan habis terbuang.
Salah satu terapi pemulihan yang disarankan oleh dokter kepada ayah saya adalah menjaga pola diet yang baik. Penyumbatan pembuluh darah berarti identik dengan kadar kolesterol jahat yang tinggi. Ayah saya benar-benar harus menjaga pola makannya agar kolesterol dan tekanan darahnya tidak meningkat melewati batas normal. Salah satu caranya adalah dengan menghindari makanan yang dimasak dengan cara digoreng.
Berkaca dari pengalaman ayah saya, sejak saat itu saya pun akhirnya mulai dengan serius mendisiplinkan diri dalam mengatur menu makanan untuk keluarga. Memang tak dapat dipungkiri bahwa penyebab penyakit semacam stroke bukan melulu karena makanan, bisa juga pengaruh stress, namun apa salahnya jika saya berusaha menerapkan pola hidup sehat. Demi kebaikan saya sendiri, dan juga pembelajaran dini bagi anak-anak saya tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan.
Beberapa hal yang saya terapkan dalam pola makan sehat dalam keluarga sekarang di antaranya adalah :
- Memperbanyak porsi sayuran atau buah dalam menu makanan sehari-hari
Sayur dan buah kaya serat dan nutrisi
penting lain yang sedikit efek buruknya untuk tubuh. Sayur dan buah baik untuk
dijadikan menu utama makanan atau pun camilan. Alih-alih ngemil jajanan lebih
baik menyiapkan sepiring pepaya potong atau buah-buahan lain sebagai camilan.
Tubuh sehat, berat badan terjaga, kolesterol aman.
- Berusaha untuk tidak menggunakan MSG dalam segala jenis masakan
Meski menurut para pakar efek buruk
MSG itu masih menjadi kontroversi, saya lebih memilih amannya saja. Ada garam
dan gula yang bisa membuat masakan menjadi tak kalah lezatnya. Lagipula lidah
saya dan anak-anak pun sudah terbiasa tanpa MSG, jadi hal itu bukan masalah
bagi kami. Justru memasak tanpa MSG akan memperkaya indera pengecap kita karena
rasa asli makanan bisa dipertahankan, tidak meat-like
semua. Lagi pula memasak tanpa MSG itu ibarat seorang chef profesional dengan signature dish-nya. Menghadirkan masakan
sedap bukan karena bantuan penyedap.
- Mengurangi makanan instan
Sebuah hidangan bukanlah sebuah sulap
yang dalam sekejap bisa ada. Sebuah hidangan memiliki proses dan tahapan dalam
menyiapkannya, bahkan katakanlah contoh yang paling sederhana seperti membuat
telur ceplok misalnya. Makanan-makanan instan kebanyakan hanya mengandung
kalori yang tinggi, tidak cocok untuk pola hidup sehat.
- Cerdas dalam mengolah masakan bergenre gorengan
Jujur saja, menurut saya cara mengolah
makanan paling mudah adalah dengan cara menggoreng. Coba saja, potong-potong
aneka sayuran, campuri sedikit tepung dan bumbu lalu cemplungkan ke dalam
minyak goreng panas. Yumm! Tercipta
sudah makanan lezat yang kerap disebut bakwan/bala-bala/ote-ote. Atau potonglah
tempe atau tahu atau pisang masak, lalu cemplungkan dalam minyak panas. Mmmm... lezatnyaa! Tak heran begitu
banyak penjual gorengan di sepanjang jalan yang selalu laris diserbu pelanggan.
Hampir semua kita menyukainya, bukan?
Namun demi kesehatan alangkah baiknya
jika mulai sekarang kita lebih cerdas dalam menyikapi makanan bergenre gorengan
ini. Jika bisa membuatnya sendiri di rumah, kenapa tidak? Terlebih lagi jika
kita memilih minyak
goreng yang baik. Atau kalau memang dirasa perlu mungkin kita bisa
menyarankan juga kepada penjual gorengan langganan kita untuk ikut menggunakan minyak goreng yang baik juga. Semua demi kesehatan yang utama.
Minyak goreng baik! (sumber gambar : minyakgorengsunco,com) |
Tips hemat dan sehat
minyak goreng : Kurangi cara menggoreng dengan cara deep-fry. Menggoreng dengan
minyak sedikit akan menghindarkan kita dari memakai berulang kali minyak
goreng. Sekali pakai bisa langsung dibuang. Sehat dan hemat.
Resep
Sale Pisang Homemade
Bahan :
Sesisir pisang raja masak
Tepung terigu 75 gr
Garam dan gula secukupnya
Air secukupnya
Cara membuat :
Potong-potong pisang raja masak. Jemur
di bawah terik matahari siang (untuk menghindari gangguan serangga) selama dua
sampai tiga hari. Setelah kering dan agak kecoklatan, akibat terjadi karamelisasi gula
buah, angkat dan siap diolah.
Pisang raja siap jemur (foto : dok pribadi) |
Penampakan pisang setelah dua hari dijemur (foto : dok pribadi) |
Campur terigu, gula, dan garam. Beri
air secukupnya sampai diperoleh adonan pencelup yang pas. Masukkan potongan
pisang sale yang telah dicuci sebelumnya. Goreng hingga matang. Jangan lupa,
gunakan minyak
goreng yang baik!
Sale Pisang Homemade siap santap! (foto : dok pribadi)
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti
lomba blog dari http://www.resepsehat.com persembahan SunCo Minyak Goreng Yang
Baik. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.
|
haha itu sih susah buatku
BalasHapusnamanya hidup di mess, makan apa yang ada di dapur dan ga boleh komplen...
wadduh ... ya wis yang penting sebelum makan baca bismillah ya, mas :)
HapusIyaa..kakakku juga kena stroke.. berat malah hingga tidak bisa bangun dr tempat tidurnya. Pola makan sehat memang harus diupayakan ya.
BalasHapusinnalillah .. iya, mba ade.. ini bapakku makanya merasa sangat bersyukur kenanya masih ringan. Tapi gini aja beliau sempat stress mikirin penyakitnya lho :(
HapusAku juga kalo ngegoreng, minyaknya sedikit, biar hemat. Tapi pembantuku sekarang ini boros pake minyak :'(
BalasHapuskudu diajarin tuh, mba ela. saya juga gemes banget kalo liat orang masak pake minyaknya banyak banget :D
Hapusdemi kesehatan harus bisa mengubah gaya hidup ya. Good luck ya
BalasHapuswahh sial.. ada pesan sponsornya.. hahahahaha
BalasHapusBapakku juga kena stroke ringan,cha. Sdh 6 bulan, sudah mendingan walaupun mmg masih tetap ikut terapi. Makanan pastinya dijaga, saya jdi ikutan gak pake MSG, mengurangi garam dan daging merah. Alhamdulilah sih kolesterol aman, tekanan darah jg aman, tpi tak ada salahnya dijaga.
Btw, ini icha kalo ngeblog sering ada jebakan batmennya ah.. hahahaha piss!!
Assssiiik wisata kulineer ... selamat yaa :)
BalasHapusselamat ya Mbk, barokallah kemenangannya ^-^
BalasHapusKereeeen tulisannya mb Icha. pantas untuk menang :D
BalasHapus