Fabel
ini pernah dimuat di harian Fajar, Makassar, tanggal 4 November 2012. Yang saya
posting di blog ini adalah versi aslinya. Please enjoy ^__^
Pik-Can si
Kepik Pesolek
Oleh : Niki
Rissa
Pik-Can, si kepik cantik
yang senang bersolek mematut-matut diri di depan cermin. Ia baru saja menggosok
ketujuh totol di punggungnya sampai mengilap. Sekarang ia sedang mengagumi
kemolekannya sendiri.
“Satu, dua, tiga, empat,
lima, enam, dan tujuh,” katanya sembari menghitung seluruh totol hitam di
punggung oranye terang-nya.
Setelah merasa puas
Pik-Can mengembangkan sayap belakangnya dan terbang ke dekat jendela kamarnya
yang terbuka. Ia melongok ke luar.
“Hei, Pik-Can! Sini bantu
kami membersihkan got-got berlumpur ini!” teriak Pik-Bun si kepik tambun.
“Iya, sini kamu! Jangan
malas, lho. Sebentar lagi hujan pertama di musim penghujan akan segera tiba.
Kalau kita tidak membersihkan got-got ini bisa-bisa nanti kita kebanjiran,”
tutur Pik-Jak si kepik bijaksana.
“Ah, nggak akan lah.
Lagipula aku baru saja menggosok totol-totolku. Kalau aku ikut membersihkan got
nanti mereka kotor lagi kena lumpur. Hiiyy, jijik!” ujar Pik-Can sambil
bergidik.
“Huuu….,” beberapa kepik
lain yang sedang sama-sama bekerja bakti ikut meneriaki Pik-Can.
Pik-Can tidak peduli. Ia
terbang keluar jendela lalu mengitari teras rumahnya. Bukannya ikut membantu
kawan-kawannya membersihkan got, kali ini ia malah sibuk mengamati aneka
tanaman bunga yang dipeliharanya di taman. Ada bunga mawar putih kesukaannya,
melati, anyelir dan anggrek bulan. Pik-Can bermain berayun-ayun di kelopak
bunga yang sedang bermekaran. Ia sangat menyayangi semua bunga di dalam
tamannya itu.
Dari kejauhan Pik-Bun,
Pik-Jak, dan kepik-kepik lain geleng-geleng kepala melihat tingkah Pik-Can.
Mereka tak percaya Pik-Can tidak mau ikut bekerja bakti membersihkan got di
depan rumah masing-masing.
Hingga akhirnya hari
berubah menjadi sore. Awan-awan gelap berarak di langit. Para kepik yang sedang
bekerja bakti bergegas bubar untuk berlindung di rumah masing-masing.
Glar! Petir menyambar
meninggalkan jejak kilat di langit. Rupanya hujan akan turun sore ini. Dan
benar saja, tak lama kemudian tetes air besar-besar tercurah dari langit.
Seluruh warga kepik tidak ada lagi yang berani keluar rumah. Mereka hanya
mengintip dari balik jendela dan bersyukur tadi sudah membersihkan got di depan
rumah masing-masing.
Keesokan paginya…
“Aaarrrgghhhh!!!”
Terdengar teriakan histeris dari arah rumah Pik-Can.
Pik-Bun, Pik-Jak, dan
beberapa kepik lain yang mendengar suara itu bergegas mendatangi rumah Pik-Can.
“Ada apa, Pik-Can?” tanya
Pik-Bun bingung.
“Kenapa kamu berteriak?”
sambung Pik-Jak.
“Itu! Masa kalian nggak
lihat?” tunjuk Pik-Can ke arah bunga-bunga di tamannya. Wajahnya memancarkan
kesedihan.
“Mawar putihku, anggrek
bulanku, hu .. hu .. hu .. semua jadi rusak terendam lumpur,” tangis Pik-Can.
“Kamu sih, kemarin diajak
bersih-bersih nggak mau. Jadinya gini deh, halamanmu terendam lumpur,” ujar
Pik-Jak.
Pik-Can menatap
kawan-kawannya. Ada sorot penyesalan di sana.
Melihat bunganya hancur, Pik Can lansung Pik San, dia menangis pik,pik,pik...teman2nya bertepuk tangan pok,pok,pok...pendongeng menidurkan anaknya..puk,puk,puk..sambil berpesan cepat tidur,..besok makan nugget pok-pok
BalasHapusMelihat bunganya hancur, Pik Can lansung Pik San, dia menangis pik,pik,pik...teman2nya bertepuk tangan pok,pok,pok...pendongeng menidurkan anaknya..puk,puk,puk..sambil berpesan cepat tidur,..besok makan nugget pok-pok
BalasHapusWah, asik ada cerita buat anakku supaya mau beres-beres. Thank you Sista......
BalasHapusbiarpun terendam lumpur, dia tetap bunga yang indah
BalasHapusgitu aja dong...
kayaknya Fabel seperti ini noh yang harus dibaca anak-anak..
BalasHapusSaya juga senang membacanya :)
Saleum,
BalasHapusNyimak dulu ceritanya, nama pemerannya apok apik ya :)
keren keren. Saya sendiri kini juga sedang mengkliping tulisan atau artikel yang pernah dimuat di media koran cetak. Saya gunting dan disimpan sebagai kenang kenangan
BalasHapuscerita yang bagus & cocok buat anak2
BalasHapusfabel ya mbak, jadi inget tugas waktu smp, saya disuruhmembuat fabel sama ibu guru saya, saya kemudian menceritakan cerita tentang lebah dan kerbau yang bersahabat
BalasHapussaya lupa ceritanya kayak gimana waktu itu
aaaa enak banget deh kalo didongenin pake cerita iniii :(
BalasHapus