Mungkin pernah tebersit di dalam hati, di saat menyaksikan orang lain memperoleh sesuatu, bukannya ikut senang tapi malah sakit rasanya.
Sebagai penulis, ketika melihat penulis lain berbagi rasa syukur akibat karya-karyanya diakui, misalnya. Maka alih-alih iri, tanyakanlah pada diri sendiri, memangnya apa yang sudah kau tulis? Karya apa yang sudah kau usahakan untuk dapat diakui juga? Tidak ada? Ya, jangan iri. Kalau pun ada, ya tetap jangan iri. Semua orang memiliki jalan rezekinya masing-masing. Tidak akan salah alamat. Maka turut berbahagialah. Doakan agar industri bacaan tetap berkesinambungan, sehingga semua penulis akan senantiasa ada lowongan. Karena naskah akan selamanya diperlukan. Jadi para penulis sebaiknya selalu bergandengan tangan, seiring sejalan. Eh, kok jadi berima xixixi.
Di dunia blogging juga demikian. Jika ada blogger yang cetar membahana, page rank-nya, DA, pageview, follower, job-nya ngocor kayak keran lupa ditutup, ya ikut senanglah. Jangan iri, memangnya seberapa sering kamu nge-post? Memangnya seberapa sering kamu update ilmu? Lha wong blognya mau dimutasi ke domain berbayar aja enggak jadi-jadi. Hahaha, itu aku!
Dan menakjubkannya lagi, jangankan di ranah 'pekerjaan' seperti itu, di kalangan ibu-ibu tak jarang ada juga yang saling iri. "Ih, dia sih enak, anak-anaknya udah gede, dia tinggal bobo-bobo cantik aja di rumah nggak repot ngurus anak!" Lah, situ jadi ibu-nya kapan, kita kapan? Beda timing kok membandingkan, iri lagi! Memangnya dikira seorang ibu yang anaknya sudah besar lalu punya banyak me time, dulunya tidak repot? Ya, repot. Sama persis! Hanya mungkin dia tidak pernah mengeluh. Tidak membandingkan dirinya dengan ibu lain.
Btw, hari ini sebagai Hari Blogger, seharusnya saya menulis sesuatu yang wah, yang luar biasa. Tapi ternyata saya malah ngepost gajebo. Sedikit curcol, sejak saya mengaktifkan blog saya kembali, saya agak sedih karena mendapati komentar yang sepertinya salah memahami maksud beberapa tulisan yang pernah saya buat. Agak shock bacanya, jujur saja. Padahal dalam menulis saya rasanya sudah menerapkan kaidah sedapat mungkin untuk tidak menyinggung siapa pun, apalagi SARA. Namun sepertinya tulisan kita kadang bagi orang lain bisa beda interpretasi. Sedih sebenarnya, tapi bagi saya tetap akan saya jadikan bahan untuk koreksi diri. Yap, segala yang kita tulis ada pertanggungjawabannya. Doakan ya agar ke depan saya senantiasa bisa menulis dengan lebih baik lagi.
Well, selamat Hari Blogger!
Salam kenal, saya Dawiah Natsir (http://dawiahnatsir.blogspot.co.id/)
BalasHapusAaamiin, insya tulisanya jadi lebih baik.
Tidak asyik juga kalau tidak dikritik atau dikomentari diluar ekspektasi kita.
Dikomentari kan lebih baik daripada tidak karena itu berarti mereka telah berkunjung ke "rumah" kita kan? Saya baru belajar ngeblog, kalau berkenan, bagi ilmunya dong.
Hmm, sungguh unek-unek yang menyadarkan hati para blogger :D
BalasHapus