3.12.16

Jika Tugasmu Hanyalah Menyampaikan Lalu Perubahan Itu Tugas Siapa?

Pernah tidak Anda menyampaikan sesuatu kepada orang lain dengan harapan orang lain itu mau berubah? Katakanlah orang yang Anda sayangi adalah seorang perokok lalu Anda menyampaikan padanya tentang bahaya rokok. Bahwa rokok itu berpotensi menggerogoti kesehatan, menyakiti diri sendiri, mencemari lingkungan dan sebagainya dan sebagainya. Anda berharap, memohon dengan sangat, berlinang air mata, hingga berdarah-darah rasanya hati Anda berharap dia mau mendengarkan dan berubah. Tapi tidak. Tak seinci pun dia mengabulkan. Tetap bergeming dengan pilihannya.



Dalam kehidupan kekinian di media sosial, terkadang seseorang melakukan sesuatu yang menurut standar aturan hidup Anda adalah salah. Lalu Anda menegurnya, memberitahu seperti apa yang seharusnya. Tak jarang, alih-alih mendengarkan dan berubah, bisa jadi malah Anda terlibat perdebatan sengit tak berujung, berputar-putar, yang akhirnya menguras energi dan bikin baper.

Saya jadi kepikiran, kenapa sih kok seringnya malah seperti itu, ya? Sudah susah-susah diberitahu kok enggak mau berubah juga? Padahal kan diberitahunya yang baik-baik lho.

Hmmm.

Saya jadi teringat dengan kata orang bijak bahwa tugas kita hanyalah menyampaikan, urusan hasil bukan lagi wilayah kita. Bahkan setelah mencocokkan dengan kitab pedoman hidup, saya akhirnya mendapati bahwa memang benar, memang seperti itulah prosesnya.

"Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran 104)

Tidak disebutkan di sana agar mereka berubah. Namun justru disebutkan bahwa pihak yang  menyeru dan mencegah adalah pihak yang beruntung. Lantas bagaimana orang-orang akan berubah? Ternyata saya mendapati dalil lain yang mendukung bahwa perubahan itu memang sama sekali bukan wilayah sang penyampai.


"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaannya sendiri." (Ar-Ra'd : 11)

Perubahan itu adalah perkara yang dikembalikan kepada diri sendiri.

Duhai...

Tugas kita menyampaikan, urusan perubahan itu sepenuhnya kembali kepada masing-masing orang. Terjawab sudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar